9 : Satu langkah
"Kata Neptunus, dia bukan anak baik, dan juga bukan anak jahat. Jaga batasan jangan sampai kau terjebak lingkaran setannya."_Ahmad Radar Rantara
-KILLING SOLLICITAT-
----
🐨🐨🐨Katanya, jika ingin mewujudkan keinginan jangan bermimpi yang aneh-aneh. Namun bagi Radar, ia harus bermimpi meskipun aneh untuk mewujudkan keinginannya. Di malam yang dingin ini, ia kembali terjebak dalam pikiran dan logikanya.
"Selamat bergelut dengan pikiran sendiri. Saya harap perasaan dan logika hasilnya seri."
Kalimat itu terus terngiang. Radar meringis karena sekarang tidak balance lagi. Logika Radar jauh memimpin meninggalkan perasaan yang masih stuck.
Ia mengambil botol air mineral berukuran besar. Meneguknya hingga setengah lalu sempoyongan. Inilah mabok aq*a versi Radar. Mabok yang katanya halal karena tanpa campuran alkohol.
Ia memegang perutnya lalu berkata, "perut gue masih kotak-kotak enggak ya kalau tiap hari mabok mulu."
"Lambung maaf ya, malam ini lo harus terima banyak air. Ini halal kok nggak ada kandungan babinya."
Ia tersenyum mengetuk mengetuk pintu dengan sopan.
Tok ... Tok ... Tok ....
Radar bersenandung kecil menunggu pintu terbuka, tapi sepertinya tidak ada pergerakan. Its oke, kali ini Radar akan mengetuknya sedikit lebih keras.
Tok ... Tok ... Tok ....
Masih tidak ada jawaban. Senyum Radar lenyap seketika.
Brakk ... Brakk ... Brakkk ....
"SPADAAA!"
"PERMISI!"
"PUNTEN!"
"WOI DOPKOLEKTOR NIH!"
"BUKA ATAU GUE BANTING!"
Radar hanya bisa kalem dalam beberapa detik. Ia baru menghentikan gedorannya saat mendengar seseorang di dalam sana berteriak sambil mendumel.
"Apa banting-banting? Muka lo sini gue banting biar bonyok sekalian!" seru Dara berkacak pinggang.
"Jangan galak-galak dong, nanti jantung gue kaget terus kena mental breaktalk. 'kan enggak lucu kalau gue pendek umur." Radar menerobos masuk. Kadar sopan santun yang dimiliki cowok ini sepertinya memang tidak ada.
"Aamiin." Dara mengusap wajahnya mengundang jiwa baku hantam Radar jadi membara.
"Jahat banget mulutnya, cewek tuh enggak boleh gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Killing Sollicitat [COMPLETED]
Fiksi RemajaSeptember tahun ini benar-benar kejam, bukan? layaknya mimpi di musim panas, dia menghilang tanpa jejak, melenyapkan semua bukti sehingga membuat Neptunus bingung di mana dia saat bermimpi waktu itu. Banyak yang terjadi saat ini, banyak yang ingin...