Plough On ✅

Chapter 2

Salah satu dari pilihan yang ditawarkan itu buruk. Jadi, Sinb tidak memilih keduanya.

Di antara semua kepala sekolah di universitas mereka, Im Seokjin, putra sulung Keluarga Im, bertanggung jawab atas semua hal yang berkaitan dengan manajemen. Mengecewakan kepala sekolah adalah hal terakhir yang dia inginkan.

Meskipun demikian... Sinb mendecakkan lidahnya. Dibandingkan dengan kepala universitas lain yang berusia lima puluhan, kepala sekolah mereka, Seokjin, sangat menarik.

Baru berusia tiga puluh tahun, Seokjin sudah bekerja sebagai salah satu kepala sekolah universitas selama dua tahun. Itu sejalan dengan fakta bahwa dia telah mendapatkan banyak pengagum.

Bagaimana kau tidak jatuh cinta pada seseorang dengan penampilan menawan dan kompetensi bintang seperti itu?

Jika Sinb menentang Seokjin, daftar musuh bebuyutannya akan bertambah panjang dan dia tidak menginginkan itu.

Selain itu, Seokjin adalah salah satu orang kepercayaan Jungkook dan sama seperti Suaminya, Seokjin juga merupakan bagian dari empat keluarga terkaya di Gangnam.

Bermain-main dengan siapa pun yang memiliki kontak atau hubungan dengan Jungkook berarti masalah baginya.

Dengan menghibur, Park Jimin dan teman-temannya yang lain juga mendaftar untuk pertandingan setengah maraton. Ini meringankan hatinya karena mengetahui bahwa dia tidak akan sendirian sepanjang perlombaan.

Berbicara tentang 13,1 mil, Sinb berubah masam.

'Ya Tuhan, kenapa aku membiarkan amarahku menguasai diriku...Aku merasa seperti Aku akan mati dan Aku yakin Aku akan mati.'

Sinb menghela napas dalam-dalam. Kemudian, apa yang dikatakan Yena padanya bergema di dalam pikirannya.

'Kau tahu, selalu ada cara lain jika kau tidak ingin balapan. kau hanya bisa berteriak "Jungkook, aku mencintaimu!" sepuluh kali, dan kemudian aku akan melepaskanmu, '

Sambil mengerang, Sinb menduga bahwa ini pasti salah satu trik kotor Yena yang dia buat setelah dia mengetahui tentang kebencian Jungkook yang membara terhadap wanita. Rencana yang sadis, memang.

Dengan hati-hati mempertimbangkan tiga pilihan yang diberikan Yena padanya, Sinb akhirnya memilih satu.

*

*

*

Akhirnya tibalah hari perlombaan, dan langit berubah menjadi abu-abu.

Mengenakan baju maraton bersama teman-temannya, Sinb melakukan pemanasan sebelum acara dimulai.

Ketika dia dan teman-temannya melihat mantan peraih medali perak full marathon muncul di lintasan, mulut mereka menganga. Mereka. kacau. "Ini buruk. Ini benar-benar buruk," semua serempak dengan cemas.

"Rubah Choi!" Sinb menggertakkan giginya,

"Aku akan mengingat ini!"

"Pelacur itu!" Jimin mengutuk, gelisah. "Beraninya dia mempermainkan kita seperti. ini! Aku akan memberitahunya dengan siapa sebenarnya dia berhadapan!"

Keheningan melanda Sinb saat dia sangat marah pada Yena, tetapi sebagian besar marah pada dirinya sendiri. Jika kemarahan tidak menguasai dirinya kemarin, semua ini tidak akan terjadi.

Tidak hanya jatuh untuk skema busuk Yena, dia akhirnya juga menyeret teman-temannya ket dalamnya.

Merasakan tangan di bahunya, Sinb melihat Yerin berseri-seri. "Hei, jangan memaksakan dirimu, oke? Jika kau tidak bisa melanjutkan, berhentilah. Kita selalu bisa memilih opsi kedua untuk mengunci kepala sekolah. Itu bukan masalah besar." Kali ini, Yerin menimbang pilihan Sinb sendiri. Yang pertama pasti dikesampingkan. Tidak mungkin Sinb mengejar Im Jaebum.