Jangan lupa votenya gaise❤️
🌼🌼🌼
Sial!
Dean kembali mengeluarkan air mata. Buku diary ini kembali mengingatkan dia bagaimana pertemuan mereka pertama kali. Ralat, maksudnya pertengkaran mereka untuk yang kedua kalinya.
"Aku rindu berantem bareng kamu lagi." Lirihnya sambil memegang erat buku tersebut.
"Kalau diingat-ingat lagi lucu banget emang,yang dulunya kita kaya anjing dan kucing,ternyata pernah deket banget. Tapi sekarang?"
" Kita sejauh bumi dengan langit."
Dean menghembuskan nafasnya kasar. Ia sangat merindukan gadisnya. Sangat.
Ia meletakkan diary tersebut dengan keadaan masih terbuka. Ia berjalan ke arah balkon dan mulai menghisap Vape yang sudah lama tak ia hisap sambil menikmati hembusan angin malam.
Mungkin,jika Tuan Putrinya ada di sini,pasti Dean sudah diomeli. Bahkan bisa saja Vape miliknya akan di lemparkan ke sembarang arah.
"Kangen di omelin kamu," lirih Dean untuk kesekian kalinya,menatap langit lalu menghembuskan asap dari mulutnya.
Dean mematikan Vape nya, ia sudah berjanji tidak akan menghirup benda haram itu lagi kepada Tuan Putri kesayangannya.
"Maafin Dean ,ya Tuan Putri. Dean keburu hisap vapenya. Janji deh gak akan lagi."
Dean mengeluarkan bubble gum dari saku jaketnya. Dan kemudian mengunyah permen tersebut.
"Biasanya kalau kita lagi gatau mau kemana,kita cuma duduk disini,ngeliatin langit sambil ngunyah permen karet."
Air mata Dean kembali turun,kenangan dan perasaan bersalah menari-nari di kepalanya. Bilang saja Dean cengeng, ia memang cengeng jika menyangkut Tuan Putrinya. Ia takkan mengelak.
Didepan semua orang bisa saja dia bertindak seperti tidak terjadi apa-apa,tapi ternyata ada sakit tanpa luka yang bersarang dalam dirinya. Sebuah sakit yang obatnya sudah ia buang.
Dean menyeka air matanya,"Tuan Putri balik dong. Gak kasian liat aku yang cengeng ini. Ia deh aku cengeng,apalagi kalau udah nyangkut kamu." Dean menangis,menangisi semua apa yang telah terjadi,menangisi semua yang ia setujui saat di rooftop .
Jika saja ia tak menyetujui ide sialan dari si brengsek laknat itu,tidak mungkin Dean seperti ini. Tidak mungkin Tuan Putrinya menghilang tiada kabar bak di telan bumi.
"Aaarrrggghh!!!!" teriak Dean frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya dan terduduk di lantai balkon.
"Please..."
"Back home,Dear"
"I'm your home. I need u,i miss u, i love you"
"You're my healing. Please...come back"
Lirihan Dean begitu menyayat hati setiap orang yang mendengarnya. Semua orang akan tahu seberapa putus asanya, seberapa menyesalnya,seberapa kecewanya Dean sekarang. Dia tidak seperti Dean yang dulu.Kini ia menjadi Dean yang tidak tersentuh,untuk tersenyum pun ia tak mau. Seorang gadis,berhasil membuat hidup Dean berubah.
Dean kembali memasuki kamar yang tadi ia tinggalkan,dan memeluk erat buku diary tersebut.
"It's hurt"
Kali ini Dean hanya meminta kepada Tuhan,agar gadis itu kembali. Tak masalah jika gadis itu membencinya,itu memang pantas. Tapi menghilang? Itu sama saja seperti mencabut tabung oksigen dari orang yang hampir mati.
Menyesal tiada akhir,menelan rindu di malam sendu, berdoa khusyuk berharap ia kembali hadir.Ia tahu bahwa semuanya adalah takdir.Takdir yang wajib terlaksana meskipun si empunya tidak bersedia untuk mengalami.
🌼🌼🌼
Holla!
Wajar gak,kalau cowok nangis karna cewek? Skuy di jawab.
Kira-kira gimana lagi yah,isi dari diary Caitline?
Jangan lupa di vote gaise...
Huhuhu....plis jangan sider ya:') tinggalin jejak sebelum nutup ceritanya:)
Follow the Instagram
hi.ataaa24_ (rl)
leenata24 (wp)Have a nice day!
YOU ARE READING
DELINE
Teen Fiction⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR. HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. • • • Deg! Tidak, tidak, tidak! Kenapa seperti ini? Kenapa harus dia? Apa gua terlalu hina untuk merasakan kebahagiaan? Gua muak! Setelah kejadian itu, semuanya hilang...