⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR. HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.
• • •
Deg!
Tidak, tidak, tidak!
Kenapa seperti ini? Kenapa harus dia? Apa gua terlalu hina untuk merasakan kebahagiaan? Gua muak!
Setelah kejadian itu, semuanya hilang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa votenya gaise❤️
🌼🌼🌼
Sore ini, inti Lineous berkumpul di markas membahas mengenai Geng Demonio yang merusak acara mereka. Aksa. Caitline akan membuat perhitungan kepada cowok tersebut. Perhitungan pertama karena sudah menghancurkan acara Lineous, kedua untuk Richelle yang hampir dilecehkan.
Zergan sudah menceritakan semua yang terjadi pada Richelle kepada Caitline.
"Re, kumpulin semua anggota Lineous, bagi jadi empat sekutu. Malam ini,jam sembilan kita serang markas Demonio." Tegas Caitline,sudah lama ia tidak bertarung.Mungkin malam ini waktunya untuk merenggangkan otot-ototnya.
"Siap,Lin," Balas Rehan.
Caitline tersenyum,menampilkan smirk," Gua pastiin, malam ini Demonio hancur."
Dino mengangguk,"Harus,bahkan yang namanya Demonio harus lenyap,Lin." Caitline menganggukan kepalanya,sangat setuju dengan ucapan Dino.
Rehan memperhatikan Zergan yang sedari tadi hanya diam.
"Zer? Lu kenapa dari tadi diam aja? Ada masalah?" Tanya Rehan.
Zergan menghela nafasnya dan menggeleng,"Gua baik. Cuma rasanya,"
Ia membunyikan seluruh jari-jari tangannya," Tangan gua udah gak sabar buat ngebunuh orang." Desisnya.
Caitline tersenyum, menepuk pundak Zergan," Tenang,Zer. Gua gak akan tinggal diam untuk perbuatan yang udah mereka buat Richelle dan kita semua."
Zergan mengepalkan kedua tangannya," Lin,biarin malam ini Aksa mati di tangan gua"
Caitline mengangguk,"As you wish,Zer."
🌼🌼🌼
Tepat jam sembilan malam, Lineous sudah mengepung basecamp Demonio dari semua sisi. Sudah dipastikan Demonio tidak punya celah untuk berlari.
Caitline memberi aba-aba agar semuanya bersiap.
Brak!
Ia menendang pintu markas Demonio dan membuat semua yang di dalam terkejut.
"Sialan! Siapa lu berani masuk kesini?!" Teriak salah satu pria yang Caitline yakini hanyalah anggota biasa alias babu dari Demonio.
"Panggil Aksa kehadapan gua!" Suara tegas Caitline memenuhi ruangan tersebut.
"Kalau gua gak mau, lu mau apa? Lu cewek gak usah banyak bacot,keluar atau lu jadi bahan giliran disini." Ucapan cowok tersebut membuat semuanya tertawa.
Caitline tersenyum tipis,lelaki itu cukup memancing emosinya,"Mau main-main ternyata."
Dengan gerakan cepat Caitline menandang lelaki tersebut tepat di wajah sebelah kanan. Lelaki tersebut terjatuh memegangi wajahnya yang terasa nyeri.