⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR. HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN.
• • •
Deg!
Tidak, tidak, tidak!
Kenapa seperti ini? Kenapa harus dia? Apa gua terlalu hina untuk merasakan kebahagiaan? Gua muak!
Setelah kejadian itu, semuanya hilang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa votenyagaise⭐
🌼🌼🌼
Dean segera membawa Caitline kembali kekamar gadis tersebut. Ia menutupi badan gadis tersebut dengan selimut hingga sebatas dada, kemudian dengan telaten ia mengompres Caitline.
"Sangar-sangar ternyata bisa sakit juga."
Dean berjalan mengelilingi kamar Caitline, melihat semua perintilan-perintilan K-Pop mulai dari album, hingga lighstick. Dean menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata gadis yang sedang pingsan tersebut memiliki sisi perempuan.Ya, emang dia perempuan bambank.
Kamar Caitline benar-benar di luar prediksinya, ia kira kamar gadis tersebut akan didominasi oleh warna gelap, tapi nyatanya kamar tersebut didominasi oleh warna biru laut ditambah dengan aroma vanilla, khas aroma tubuh Caitline.
Dean berhenti ketika melihat kalender yang sudah di tandai oleh banyak warna, mulai dari jadwal-jadwal Lineous, hingga ulang tahun. Mata Dean fokus pada tanggal yang dilingkari berwarna pink dan diberi nama, Cybell Day. Ia menatap ke arah Caitline, mengusap wajahnya kasar. Ia tak mengerti, perasaanya bercampur aduk, tapi perasaan iba lebih mendominasi. Ia tak tahu, kejadian apa yang terjadi di masa lalu terhadap Caitline, sehingga perempuan tersebut berubah menjadi seperti sekarang.
Kemudian Dean membalikkan kalender tersebut, dan melihat tanggal yang dilingkari dengan warna hijau.
"NCT DREAM - The dream show." Dean tersenyum, merasa bangga dengan ide yang baru saja muncul di otak briliannya.
Dean berjalan ke arah Caitline untuk memeriksa apakah suhu badan perempuan tersebut sudah turun atau belum. Ia menempelkan telapak tangannya di kening Caitline dan tersenyum, "Syukur panasnya udah turun."
Kemudian Dean mengecup singkat kening gadis tersebut, " Get well soon, captain." Entahnya setelah mencium kening gadis tersebut, perutnya seperti dipenuhi oleh kupu-kupu yang menggelitik.
Dean keluar dari kamar Caitline, dan bergegas pergi dari kediaman gadis tersebut karena sekarang sudah larut malam, ia tak mau diamuk massa oleh Raya dengan gagang sapu kebanggaannya.
🌼🌼🌼
Hari ini Caitline pergi ke sekolah bersama Zergan, ia masih belum bisa membawa motornya karena keadaannya belum sepenuhnya membaik. Saat perjalanan menuju kelas Caitline tak sengaja melihat Dean, cowok tersebut tersenyum kepadanya, sedangkan Caitline langsung mengalihkan pandangannya.
Zergan menyentil jidat Caitline, "Anjirt" umpat Caitline, ia memegang keningnya yang baru saja di sentil oleh Zergan.
"Dibilangin itu jangan bandel."
"Tau dari mana lu di suka sama gua?"
Zergan memasukkan lengannya ke saku celana sekolahnya, " Gua cowok, gua tau gimana gelagat cowok kalau lagi suka sama cewek. Kalau lu gak tau, semalam tuh waktu ketemuan sama Deleous si Dean nyariin lu, terus si Rehan ngasih tau kalo lu gak bisa kumpul karna gak enak badan."
Caitline mengerjapkan matanya tidak percaya.
" Dan biar lu tau juga, dia langsung cabut waktu tau lu sakit, tu anak langsung ke rumah lu buat mastiin kalau lu gak kenapa-napa. Dan tololnya, lu gak ngunci pintu rumah lu."
Caitline masih speechless, apa jangan-jangan yang semalam memindahkan dirinya dari sofa ke kamar itu, Dean? Dan baskom berisi air serta handuk kecil semalam, semua itu ulah Dean? Caitline berusaha tidak percaya, tapi ia ingat, aroma tubuh yang semalam menopang dirinya, sama dengan aroma Dean.
Apa jangan-jangan, Dean juga yang menaruh kunci di bawah pintu rumahnya, karena cowok tersebut menguncikan pintu dari luar lalu di masukkan lewat ventilasi udara yang ada di atas pintu?
Tuk!
Zergan kembali menyentil kening Caitline, membuat cewek tersebut meringis dan sadar dari lamunannya.
"Sialan, sakit Zer!" Zergan tertawa dan mengusap kening Caitline yang baru saja dia sentil.
"Sorry,Lin. Makanya lu jangan ngelamunin Dean mulu."
Caitline membulatkan matanya, menatap Zergan seakan ingin memakan cowok itu sekarang juga.
Tak sengaja Richelle memergoki keduanya, gadis tersebut hampir saja menangis melihat bagaimana lembutnya Zergan kepada Caitline, ada sedikit rasa iri di hatinya. Richelle menggelengkan kepalanya, Zergan memang selalu berlaku baik kepada mereka semua.
"Gak, gua gak boleh nethink. Ntar gua tanya sama Caitline aja. Gua yakin, gua salah paham." Ia berusaha untuk tersenyum lalu menghampiri keduanya.
🌼🌼🌼
Hola!
Gimana nih sama part ini? Kira-kira Richelle gimana ya?