3🌱

177 95 87
                                    

_Baper Virtual_

"Aku mencintai sepasang mata yang belum aku jumpai secara nyata (virtual)"

-Cia🌱


'Puk 'puk

Nadya menepuk pipi Cia pelan, guna supaya anaknya itu terbangun dari tidurnya. Bukanya Nadya tega mengganggu jam tidur Cia, tapi ini sudah jam lima sore, Cia tidur dari jam sembilan pagi, apa gak ngebo banget? Nadya takut ini akan jadi kebiasaan Cia nanti.

"Ci, bangun"

Tidak ada pergerakan dari Cia, Nadya menghembuskan napas panjang. Sudah beberapa menit Nadya berdiri disana untuk membangunkan Cia, namun nyatanya gagal sama sekali. Cia terlalu nyenyak dengan tidurnya.

Nadya mengguncang-guncangkan tubuh Cia pelan, membuat Cia mendengus. Namun, bukanya bangun dari tempat tidur justru Cia menarik selimutnya sampai menutupi kepala.

"Ya Allah, ini anak" Nadya menahan emosi yang sedari tadi ia tahan, Nadya tidak boleh membentak Cia. Sebagai ibu yang baik, Nadya harus sabar menghadapi anak semata wayangnya.

"Ci, bangun! Tuh notif kamu bunyi mulu" ucap Nadya berbohong.

"Emmm, paling dari PT Shopee" sahut Cia dari balik selimutnya dengan rasa malas.

"Notif dari wa tuh" setelah Nadya mengucapkan itu demikian, Cia langsung terbangun dari tempat tidurnya. Mengambil benda pipih diatas nakas, lalu membuka aplikasi WhatsApp-nya.

Sedangkan Nadya yang melihat gelagat anaknya itu terkekeh pelan, lalu duduk disamping Cia.

"Mana, Mah? Kok gak ada?!"

"Lah itu pesan banyak banget masih mau bilang gak ada?" tanya Nadya dengan nada halus.

"Males ah kalo bukan dari dia" Cia menaruh ponselnya kembali, menatap lurus dengan pandangan kosong.

"Dia siapa?"

"Hamka, Mah. Yang pernah Cia ceritain itu loh" Cia menatap Nadya tanpa ekspresi, terlihat Nadya yang sedang manggut-manggut kepala.

"Kamu suka?" Cia tersenyum malu-malu dihadapan Nadya, pipinya merah padam saat itu juga. Halah, biasanya juga malu-maluin.

Cia mengangguk pelan, "Iya, hehe" entah kenapa Cia merasa canggung saat membicarakan Hamka didepan Nadya.

"Anak mamah kok sukanya sama yang virtual?" ucap Nadya sukses membuat Cia cemberut.

"Ih, mamah kok gitu sih?"

"Konsepnya gini, Ci. Kadang yang real life aja bisa selingkuh, apalagi yang cuman sebatas virtual. Mamah gak mau kamu sakit hati yang berlebihan, kadang yang virtual juga bisa buat kamu mati rasa" Cia mematung memandangi Nadya dengan tatapan sulit diartikan.

Benar juga ucapan Nadya, tapi ucapanya seakan-akan Nadya tidak percaya dengan Hamka, padahal laki-laki itu sangat baik. Ya walau pun sifatnya yang sangat menyebalkan sampai-sampai ngode buat dimutilasi sih.

Korban GhostingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang