_Apa itu 'sadar?_
"Akulah yang tidak memahami bahwa langit tidak akan pernah mampu memeluk bumi"
-Cia🌱Sekarang kita beralih kepada Cia, gadis itu tengah duduk bersanding dibangku caffe dengan seseorang. Kalian tau siapa? Yaps seperak persen buat kalian yang jawab Hamka, padahal Cia lagi sama Mark.
Iya, kalian gak salah baca kok. Cia lagi sama Mark di caffe. Makanya tadi Mark gak ikut gabung sama Hamka ddk. Emang jarang gabung sih.
Pesanan mereka datang, beberapa jenis makanan dan minuman dihidangkan dimeja mereka, setelah selesai mengantarkan makanan, pelayan itu permisi dengan sopan yang mendapat anggukan kepala dari mereka.
Cia yang hendak menyuapi makanan kedalam mulutnya seketika terhenti saat Mark menahannya.
"Berdoa dulu" ucap Mark.
Cia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa malu dengan Mark.
Cia mengadah tangannya lebar-lebar, lalu berdoa "Allahuma bariklana fiima razaktana wakinaa adzaabannar. Amiin ..." Cia langsung melahap setelah selesai berdoa.
Sedangkan Mark? Laki-laki itu menyatukan kedua tanganya, lalu menggenggam erat memejamkan matanya. Cia memperhatikan lamat-lamat.
"Dalam nama bapa, putra dan roh kudus, amiin" usai berdoa Mark sempat melirik Cia yang masih menatapnya.
"Kenapa?"
"Eh, engga" Cia memalingkan pandanganya dari Mark. Mark terkekeh kecil.
Diam-diam Cia tersenyum kecut, membayangkan jika nanti Cia bersama Hamka, apakah akan seperti ini? Secara'kan Hamka berbeda agama sama Cia.
"Hamka ...kalung salib lo sama tasbih gue berbeda, alunan puji-pujian digereja lo beda sama suara adzan dimasjid gue. Ketika berdoa, lo genggan tangan seerat-eratnya, sedangkan gue mengadah selebar-lebarnya. Kayaknya kita emang gak bakal nyatu."
"Ka, bilang sama Tuhan lo, ya. Gue cuman sayang sama lo, gak bakal ngerebut lo dari Tuhan lo"
"Ci? Kok gak dimakan lagi?" tanya Mark membuyarkan lamunan Cia.
"Sorry-sorry, kebawa suasana" ucap Cia diakhiri senyuman canggung.
"Suasana gimana?"
"Eh, gak ada. Lupain aja"
Setelah itu mereka melanjutkan ritual makanya.
"Lo kayaknya suka banget sama semangka?" tanya Cia ketika Mark memesan jus semangka, pencuci mulut semangka, intinya semangka.
Mark terkekeh pelan, "Iya, gue suka banget sama semangka. Pernah juga gue makan semangka dicampur sama nasi"
"Hah? Maksudnya buat lauk?" Mark mengangguk menanggapi pertanyaan Cia.
"Gilak, emang enak Mark?"
"Ya gitu" jawab Mark seadanya.
"Gue denger-denger dari Hamka, lo pernah makan semangka pake sumpit juga. Emang iya?"
Mark terkekeh sebelum akhirnya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ghosting
Teen FictionGhosting itu bukan tindakan yang wajar, tolong jangan dibiasakan. Setan!!! Note: Hanya rangkaian kata yang saya tulis selama PPKM [Pernah Perhatian Kemudian Menghilang] kaya dia. _Hanya fiktif belaka_ Draf: 4 Agustus...