_Ngarepin mas crush_
"Ternyata hatiku dan hatimu, hanya menjadi hati-hati dijalan"
-Cia🌱
Sore ini tepatnya pukul 15:10 Cia sudah berada di terminal, memeluk tubuh Nadya dan Rozi bergantian. Menatap kedua orang tuanya dengan helaan napas panjang. Ada rasa tak tega meninggalkan orang tuanya, apalagi melihat sang mamah yang terus menangis, namun Cia tidak bisa membatalkan keberangkatanya.Detik ini juga keberangkatan Cia menuju Jakarta. Sebelum ke terminal Cia sempat melambaikan tangan kepada Injun saat melewati counter milik Injun, meminta ayahnya berhenti sejenak lalu menurunkan kaca mobil. Menatap Injun dari sebrang jalan lalu berteriak memanggil laki-laki itu.
Injun menoleh menatap Cia dari dalam counter yang agak sedikit sibuk, dilihatnya Injun hanya tersenyum simpul setelah mengatakan "Hati-hati dijalan". Helaan berat Cia hembuskan perlahan, lalu menyuruh ayahnya lanjut berjalan.
"Mah, udah dong. Bus Cia udah mau berangkat, nih" ucap Cia menenangkan Nadya yang tampak belum meredakan isakanya.
Rozi hanya mengelus pundak sang istri lembut guna menenangkanya.
"Kamu hati-hati, kalo udah sampai jangan lupa kabari mamah" ucap Nadya melepaskan genggaman tangan Cia, mengelus surai hitam anaknya lembut.
Cia mengangguk tersenyum simpul, "Iya, nanti Cia kabarin" netra Cia menatap Rozi yang sedari tadi diam saja melihat interaksi antara ibu dan anaknya, "Pah, Cia titip mamah, ya?"
Rozi mengangguk, mencoba tersenyum didepan Cia. Dalam lubuk hatinya Rozi tidak ikhlas jika Cia jauh dari jangkauanya.
"Iya, kamu hati-hati, ya?" ucapan itu terus Cia dengar dari kedua orang tuanya sebelum sampai di terminal.
Cia mengangguk, "Cia masuk duluan, ya?" putus Cia akhirnya sebelum air mata yang Cia tahan akan jatuh begitu saja.
Rozi dan Nadya memandangi pundak Cia sampai hilang dibalik punggung banyaknya orang disana, mereka menatap kepergian Cia sendu. Sekarang putrinya tidak dirumah, rumah itu akan terasa sepi, terlebih lagi Rozi yang jarang dirumah.
.
.
.Cia masuk kedalam bus, memilih tempat duduk dipinggir jendela dekat dengan pintu. Beberapa penumpang sudah masuk sampai memenuhi bus tersebut, tak lama kemudian bus yang mereka tumpangi pun berjalan.
Cia menghembuskan napas panjang, menyeka air mata yang sedari tadi Cia tahan didepan orang tuanya.
Berusaha mengabaikan itu Cia memilih mengambil ponselnya didalam saku, mengabari Hamka jika Cia sedang didalam perjalanan.
Me:
Ka, gw udh jalan/Tak beberapa lama layar ponsel Cia menampilkan notifikasi dari aplikasi hijau itu. Hal yang membuat Cia terkekeh adalah jawaban laki-laki itu.
Hamka🍫:
/wah dedek bayi udh bisa jalan skarang😄/bagus deh ^^
Me:
Serius!/Hamka🍫:
/kebiasaan bngt ngegas/yaudh hati-hati, klo udh smpe blang ya. Nanti gw jmput
Me:
Iya/
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ghosting
Teen FictionGhosting itu bukan tindakan yang wajar, tolong jangan dibiasakan. Setan!!! Note: Hanya rangkaian kata yang saya tulis selama PPKM [Pernah Perhatian Kemudian Menghilang] kaya dia. _Hanya fiktif belaka_ Draf: 4 Agustus...