_Virtual kok ngarep?_
"Ngechas hp lama-lama, yang penuh malah rasa cintakku padamu"
-Cia🌱Hamka mendengus sebal, menatap wajah Cia dengan penuh menahan amarah. Berkali-kali Cia hanya mengacuhkan ocehan Hamka.
"Ci!"
"Gak mau! Jelek tau!" sahut Cia yang tidak peduli dengan emosi Hamka.
Hamka meletak'kan koper Cia dihadapan gadis itu, lalu pergi melongos begitu saja.
Cia mengerjap matanya berkali-kali, menatap punggung Hamka yang semakin menjauh. Setelah sadar Cia menarik kopernya mengejar langkah Hamka.
"HAMKA! TUNGGUIN, KOK GUE DITINGGAL?!" teriak Cia.
Hamka tidak menghiraukan teriakan Cia, ia semakin menjauh dari dari langkah gadis itu. Sampai akhirnya langkah Hamka terhenti ketika Cia meringis kesakitan, Hamka berbalik badan menatap Cia yang terjatuh bersama kopernya.
"Ck! Ceroboh" Hamka menghampiri Cia, lalu mengulurkan tanganya untuk gadis itu.
Cia menatap uluran Hamka cukup lama, sampai akhirnya berdehem pelan. Lalu meraih uluran Hamka, terkekeh kecil setelah berhasil bangkit.
"Cieee, kena tipu" Cia tertawa senang membuat Hamka menyeritkan dahinya.
"Apaan sih?"
"Gue cuman pura-pura jatuh doang biar lo nolongin gue, lagian lo sih ninggalin gue" aku Cia membuat Hamka tersenyum terpaksa.
Cia yang melihat itu menatap Hamka ngeri, namun berusaha mungkin Cia menaik turunkan alisnya.
"LO TUH YA! BELUM ADA SATU HARI UDAH BIKIN GUE NAIK PITAM!" Hamka meluapkan segala kekesalannya dengan Cia, bohong jika Hamka tidak emosi kepada Cia. Sedari tadi Hamka menahan amarah kepada gadis itu, sebisa mungkin agar tidak berteriak dihadapan Cia. Namun, usahanya gagal.
"Waras lo?" respon Cia sukses membuat Hamka menghembuskan napas panjang.
Hamka menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu menghembuskan napas pelan. "Keputusan gue udah bulat, kalo lo gak mau milih kontrakan tadi, gue nyerah. Lo nyari sendiri sana" pasrahnya.
Cia memasang wajah sendu, menarik napas panjang. "Tapi, Ka. Gue gak tau daerah sini"
"Gue gak peduli" putus Hamka pada akhirnya.
Sedari tadi mereka berdua menyusuri jalanan panjang karena tidak ada ojek hanya untuk mencari kontrakan untuk Cia tinggal, sudah tiga kali Cia menolak kontrakan yang ditawarkan oleh Hamka, membuat Hamka putus asa.
Kontrakan pertama, Cia menolaknya dengan alasan terlalu kecil dan sempit, sudah pastikan kontrakan itu panasnya bukan main. Cia tidak akan betah tinggal berlama-lamaan didalam kontrakan itu.
Kontrakan kedua, Cia menolaknya dengan alasan terlalu terpelosok dari kontrakan-kontrakan lainya, Cia tidak mau. Pasti akan sulit mendapatkan teman jika tempat tinggalnya paling jauh dari yang lain.
Kontrakan ketiga, Cia menolaknya dengan alasan biaya kontrakan itu dalam satu bulan terlalu mahal. Cia tidak mau membayarnya dengan cuma-cuma, bagaimana pun Cia harus menghemat disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Korban Ghosting
Teen FictionGhosting itu bukan tindakan yang wajar, tolong jangan dibiasakan. Setan!!! Note: Hanya rangkaian kata yang saya tulis selama PPKM [Pernah Perhatian Kemudian Menghilang] kaya dia. _Hanya fiktif belaka_ Draf: 4 Agustus...