10🌱

109 71 55
                                    

_Maaf untuk virtualku_

"Baiklah, akan ku buat hari ini sebagai hari terakhir aku mencintaimu"
-Hamka🌱


Cia menunggu Hamka ditaman kota, matanya terus memincing kesana kemari mencari sosok yang Cia tunggu.

Menit sudah berlalu, detik itu juga laki-laki berkulit putih yang Cia tunggu itu melambaikan tanganya, menatap Cia dari kejauhan. Cia membalas lambaian laki-laki itu, lalu menghampiri.

"Lama banget?" tidak ada jawaban, hanya deheman singkat dari Hamka.

Sekilas Cia dibuat mematung saat Hamka menyelipkan rambut Cia disamping telinga, "Ci?"

"E--hmm?" Cia salah tingkah.

"Aku gak tau harus mulai dari mana" agak sedikit aneh dengan Hamka, kenapa tiba-tiba Hamka menggunakan aku-kamu? Tapi, tidak apa-apa, lebih terkesan romantis kalo kaya gini. Meski cuman sebatas temen sih.

"Mau bilang apa emang?" tanya Cia menatap lekat Hamka.

Hamka tersenyum tipis sampai kedua pipinya menampak'kan lesung pipinya, sampai akhirnya menjawab. "Boleh aku pantun?"

Cia mengangguk mengizinkan.

Laki-laki itu menarik napas panjang, menatap mata hazel Cia intens. Tersenyum kecil sampai akhirnya Hamka memulai berpantun.

"Beli buku isinya tebal,"

"Cakep!" sahut Cia melayangkan ibu jarinya diudara.

"Habis itu beli paku,"

"Cakep!"

"Ini serius bukan gombal, mau gak jadi pacar aku?" selesai berpantun Hamka semakin lekat menatap Cia.

Deg! Deg!

Cia masih geming, tidak tau harus menjawab apa. Cia takut jika Hamka tidak serius mengatakan itu.

"Ka? Ini beneran?"

"Kamu tatap mata aku dalam-dalam, sampai kamu nemuin kebohongan disana. Ada gak?"

Cia menuruti penuturan Hamka, setelah menatap dalam-dalam Cia tidak menemukan kebohongan didalam sana. Sekilas Cia tersenyum senang.

"Yakin kamu cinta sama aku?" Hamka mengangguk serius.

"Kenapa harus aku? Diluaran sana banyak yang cantik, Ka"

"Buah salak baru dipetik," Hamka kembali berpantun.

"...buah duku buah delima," lanjutnya. Kedua tanganya meraih tangan manis Cia, Hamka memegang erat tangan mungil itu.

"... meski banyak wanita yang cantik. Cuma kamu yang aku cinta"

"Ka, ini serius'kan? Gak mimpi'kan?" tanya Cia tidak percaya.

Hamka terkekeh, "Engga, Ci. Kamu gak mimpi"

Sontak Cia langsung memeluk tubuh tegap Hamka. Memeluk erat sampai akhirnya ...

Brakkkk!!

"Aww!!" pekik Cia kesakitan.

Sekejap Cia mengucek matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk diindra penglihatanya.

"Sshhh, sakit" ringisnya.

Eh bentar, kok Cia ada dikamar? Bukanya tadi ada ditaman kota sama Hamka? Terus Hamka nya mana?

Jangan bilang kalo tadi cuman mimpi? Sialan!

Korban GhostingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang