Season 2 • Chapter 10

657 121 6
                                    

Hampir semua orang di kelompok 7 telah di keluarkan oleh Endorsi dan hanya tersisa tiga orang.

Silvia yang tadinya masih berbicara santai dengan Y/N tiba-tiba berubah serius, "Jadi, kau ini yang mana?"

"Hm? Maksudnya?" tanya Y/N.

"Kau itu jiwa bagian yang mana?"

"Oh, aku tidak tahu pasti sih. Tapi aku yang datang dari dunia lain, dan aku tidak tahu apa-apa." jawab Y/N santai.

Silvia mengibakkan jubah Y/N dan memegangi sejumput rambutnya. "Aha, aku sepertinya kurang beruntung."

"Aha...ahahaahah!!" Endorsi yang masih di arena tiba-tiba tertawa dan membuat Y/N dan Silvia menatapnya ngeri.

"Eh, ada apa? Serem." gumam Y/N.

Endorsi mulai berlari dan kembali mengincar Silvia.

"Enak sekali ya mengobrol di tengah-tengah arena. Kau bahkan tidak mengajaku, kau bilang dirimu ini seorang teman?." Endorsi mengayunkan berusaha menendang Silvia tapi tidak ada yang kena.

"Apa maksudmu?"

"Heeh, jadi kau sudah melupakan rekan lamamu ya?"

Silvia menatap Y/N seakan meminta penjelasan tapi Y/N hanya tersenyum sambil mencukupkan kedua tangannya.

"Semoga kau selalu dalam lindungan tuhan." gumam Y/N sambil membungkuk hormat pada Silvia.

"Kena kau!" Endorsi menendang perut Silvia hingga ia terpental ke ujung arena.

"Itu sakit, dasar kau btch!!" Silvia menghantam lantai arena dengan tongkatnya hingga retak. "Kalau benar-benar mau bertarung, maju sini."

"haha! Begitu seharusnya."

Endorsi melempar tongkatnya ke sembarang arah begitu juga Silvia dan keduanya pun mulai bertarung hanya dengan tendangan dan pukulan mereka. Para penonton yang tadinya masih diam kini mulai bersorak menyemangati mereka.

Lima menit berlalu dan pertarungan mereka masih seri. Keduanya menjauhkan diri kemudian menyeka keringat mereka.

"Kau lumayan juga, ya." ujar Endorsi.

"Kau juga, sudah lama aku tidak berkeringat seperti ini." ujar Silvia yang sedikit melonggarkan kerah bajunya.

"Bagaimana kalau kita selesaikan sekarang."

"Maju sini!"

"Pertarungan selesai!!"

Suara dari wasit membuat menghentikan pertarungannya.

"Haah? Apa maksudnya?! Kami belum ada yang kalah!!" protes Endorsi.

"Ya, kalian memang belum kalah tapi. Pertandingan selesai karena ketiga tongkat sudah berada di lubangnya." jawab si wasit.

Keduanya melihat ke arah ketiga lubang yang benar saja sudah terisi dan dua di antaranya adalah tongkat mereka.

"Tapi siapa?!" Keduanya menatap tajam Y/N yang langsung mempercepat langkahnya keluar arena, masuk ke ruang tunggu.

"Si bodoh itu, kenapa juga harus melakukan hal seperti itu juga." gumam Khun yang melihat itu dari tempat para pertaruh.

Sebenarnya, 5 menit yang lalu di saat Endori dan Silvia sedang bertarung, Y/N memanfaatkan kesempatan itu untuk memasukkan tongkatnya.

"Dengan ini aman." gumamnya setelah memasukkan tongkatnya dan ia berencana untuk meninggalkan arena, tapi karena melihat tongkat kedua orang itu yang tergeletak begitu saja membuatnya mendapatkan ide.

Connected (Tower Of God X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang