Perbedaan.

888 160 18
                                    

Langkah kaki Chifuyu masih setia mengikuti Baji. Meskipun tidak tau kemana Baji akan membawanya, Chifuyu sama sekali tidak khawatir. Saat ini yang ia khawatirkan cuma satu, yaitu ibunya. Baji mengajaknya begitu saja tanpa ada janji sebelumnya, Chifuyu jadi tidak bisa memberitahukan bahwa ia hari ini akan pulang terlambat. Ponsel pintarnya juga tertinggal karena sang ibu terus mendesaknya untuk berangkat sekolah pagi tadi.

Langit perlahan menggelap, yang di tuju tidak tau berapa lama lagi akan sampai. Sedari tadi, Chifuyu menggenggam kuat ranselnya tanpa ia sadari. Matanya terus melirik ke kanan dan ke kiri memastikan tidak adanya penampakan di sekitar mereka.

"Baji-san... Langit semakin gelap" Chifuyu memberanikan diri untuk mengingatkan Baji soal penculikan yang ia lakukan─ membawa Chifuyu tanpa izin orang tua.

"Aku tau"

Bukan itu jawaban yang Chifuyu harapkan, ia sedikit sungkan memberitahu Baji kalau malam sedikit merepotkan baginya.

"Ibuku-"

"Kita sudah sampai"

Mereka berhenti di salah satu rumah kosong, jarak antara satu rumah dan rumah lain cukup jauh. Halaman rumah terlihat tidak terawat, daun kering dan cat kuning pada dinding yang di penuhi bercak lumpur. Rumah yang cukup mewah, namun kesan menyeramkan bisa dirasakan bagi siapapun yang melihat. Chifuyu tidak suka ini, ia dapat merasakan banyak aura negatif keluar dari rumah tersebut.

"Aku membutuhkan bantuanmu"

Baji berbalik, menatap Chifuyu yang tengah mengenggam kuat ranselnya. Remaja yang lebih kecil darinya itu ketakutan, malam hari adalah musuh terbesarnya. Mata Chifuyu tidak fokus melirik ke segala arah, tubuhnya gemetar, bibir itu terus bergumam tidak jelas.

"Chifuyu?" Baji menghampiri Chifuyu, memastikan keadaan teman barunya.

Yang di ajak bicara tidak merespon, mata itu terus melirik ke berbagai arah.

"Kau lihat sesuatu?" Baji mengikuti arah pandang Chifuyu yang tak karuan.

"Aku tidak melihat apapun" Baji bergumam, hanya ada kesunyian di pandangannya, tidak ada manusia ataupun hantu.

"Baji-san, kau dimana?"

Pertanyaan Chifuyu membuat pandangan Baji berfokus pada dirinya, mata itu terbuka lebar. Tentu saja Baji sekarang berada tepat di hadapannya, bagaimana mungkin Chifuyu tidak melihat tubuh besar Baji.

"Chifuyu, kau dengar aku?" Baji melambaikan tangannya tepat di depan wajah Chifuyu.

"Mereka terus memanggilku, jangan tinggalkan aku sendirian. Aku takut" Suara ketakutan keluar dari mulut Chifuyu, Baji sekarang paham apa yang terjadi padanya, anak itu telah berpijak pada dimensi lain.

"Oi Chifuyu, kau mendengar suaraku?" Baji memegang bahu Chifuyu lalu mengguncang tubuhnya pelan.

"Jangan tinggalkan aku, aku tidak mau pergi bersama mereka" air bening perlahan menetes keluar dari mata Chifuyu yang tertutup erat.

"Chifuyu, aku disini, aku bersamamu. Dengarkan suaraku, fokus saja dengan suaraku" Baji mulai panik, kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi, penglihatan dan kepekaan Chifuyu benar-benar tidak terduga.

"BAJI-SAN"

Chifuyu berteriak saat dirinya di tarik ke atas oleh sesuatu yang tidak bisa di lihat. Dengan cepat Baji menarik lengan Chifuyu kemudian memeluk tubuhnya erat. Meski Baji sudah memeluk Chifuyu, kaki Chifuyu terus melayang ke atas, tarikan kuat dapat Baji rasakan. Jika dia melepaskan pelukannya, Baji yakin sesuatu yang buruk akan terjadi pada Chifuyu.

Arcane [Bajifuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang