Samar-samar suara berat yang tak asing menyapa indra pendengar, memaksa sang empu kembali pada dunia fana yang sesungguhnya, meninggalkan keindahan kumpulan wanita yang bergelayut manja pada tubuh kecilnya. Keberadaan seseorang ini benar-benar menganggu mimpi indah Chifuyu.
"Sebentar lagi ibu, inikan hari minggu" Selimut di tariknya kasar hingga menutupi seluruh wajah, mengabaikan sapaan lembut di pagi hari.
Tidak kehilangan akal sampai di situ, melihat yang di bangunkan tidak merespon, orang tersebut naik ke atas kasur. Kedua tangan itu berada di samping kanan dan kiri Chifuyu, menunggu reaksi apa yang akan di keluarkan oleh orang yang berada di bawahnya. Bayangan tubuhnya menutupi cahaya pagi yang sebelumnya tepat bersinar di atas kelopak Chifuyu. Yang di atas berkata
"Masih ingin bermimpi pangeran kecil?"
Helaian rambut gelap menari pelan di atas Chifuyu, hal tersebut membuat kedua alis Chifuyu menyatu, orang itu benar-benar berhasil mengusik tidurnya.
Kesal akan kenyamanannya yang di ganggu, Chifuyu membuka selimut asal kemudian bangkit tanpa melihat ada orang lain di atasnya. Dua kepala saling menyapa agresif satu sama lain, di iringi dengan kata 'akh' akibat kuatnya benturan. Keduanya menggosok masing-masing jidat mereka, menggerutu dalam hati takut di wajah tampan mereka ada benjolan.
"Tenagamu cukup kuat untuk kategori setengah sadar" Baji meringis, tenaga Chifuyu ternyata lumayan bisa memunculkan kemerahan di dahinya.
"Baji-san duluan yang menganggu tidurku" Tidak mau kalah, Chifuyu membela dirinya, bukan dia yang menyebabkan rasa sakit ini terlebih dahulu.
"Tunggu..." Otak Chifuyu berusaha mencerna keadaan.
"Kenapa?" Melihat Chifuyu mengedipkan matanya linglung, Baji juga ikut bingung, diam menunggu kelanjutan kalimat.
"Apa yang Baji-san lakukan di kamarku!" Buru-buru tangan itu menarik selimut, Chifuyu tidak mengenakan pajamas atasanya, karena musim panas membuat tubuhnya lebih mudah berkeringat di saat tidur.
"Aku ingin mengajakmu keluar, sebagai tanda terimakasih karena sudah membantuku kemarin" Baji mengusap bulu-bulu lembut Peke J yang naik di atasnya.
"Tidak, maksudku, bagaimana, ibu-"
"Ibumu menyuruhku untuk masuk ke kamar membangunkanmu"
Chifuyu menutup wajahnya menggunakan telapak tangan, masih pagi ia sudah di buat pusing dengan orang yang beberapa hari lalu dia kenal. Ia akui, setelah bertemu dengan orang ini kehidupan tenangnya sedikit berubah.
"Cepatlah bersiap-siap, aku akan menunggumu di ruang tamu"
Baji keluar dari kamar Chifuyu sambil menggendong kucing kesayangan keluarga Matsuno. Tidak ada kata penolakan atau persetujuan, kenapa Baji sangat yakin Chifuyu akan menuruti perintahnya. Bahkan orang ini lebih aneh dari Takemichi, datang dan pergi sesukanya tidak memikirkan orang lain di hadapannya.
Dengan malas kakinya turun dari kasur, ia beralih ke lemari memilah-milah baju apa yang cocok untuk di kenakan. Habis sudah dua hari libur musim panas dia habiskan di luar rumah bersama Baji. Padahal hari ini Chifuyu ingin membeli komik keluaran terbaru sore nanti bersama Takemichi, terpaksa ia harus mengurungkan niatnya dan menghubungi Takemichi soal acara mendadak Baji.
.
.
.
Sepanjang perjalanan Chifuyu terus menguap, rasanya tubuhnya sedikit kelelahan. Perjalanan cukup jauh, ia tidak tau kemana bis ini akan membawanya, Baji tidak pernah menjawab. Biasanya Chifuyu sedikit antusias dengan Baji yang ada di dekatnya, selalu merasa ingin tau lebih banyak tentang Baji. Namun, hari ini perasaan itu tidak ada pada dirinya, mungkin karena ia lelah jadi hilang minat untuk melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfiction[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...