Chifuyu dan Baji sudah berada di rooftop sekolah, mereka berdua melewatkan jam pelajaran yang sedang berlangsung. Chifuyu sebenarnya tidak pernah menginjakkan kaki ke rooftop, tentu akses ke atas tidak boleh di pijak oleh murid di sekolah, dia hanya mengikuti Baji. Berbeda cerita soal bolos pelajaran, dia sering melakukannya.
"Baji-san, kau bilang tadi kenal ibuku?" Chifuyu bertanya ragu, sejujurnya ia merasa canggung pada teman barunya.
"Baru kenal beberapa hari yang lalu" Baji tengah asik mengaduk mie yang akan mereka makan.
"Lalu... Bagaimana kalian bisa saling kenal?"
Jika di lihat, wajah Baji tampak sempurna. Chifuyu bingung, kenapa pria ini menutupi tampilannya yang sempurna?
"Tidak sengaja, dia melihatku saat aku fokus memperhatikan hantu di depan gerbang apartemen"
"Hantu tanpa kepala, aku juga sering melihatnya" Pemandangan yang selalu Chifuyu hindari ketika pulang ke rumah, di gerbang apartemen ada hantu yang selalu setia berdiri di sana.
"Tapi sepertinya akhir-akhir ini aku tidak melihatnya" Chifuyu menerima mie yang di sodorkan padanya.
"Itu karena aku sudah melenyapkannya"
Mendengar penuturan Baji, Chifuyu tersedak. Ia batuk, air mengalir dari pelupuk matanya merasakan pedasnya mie menjalar dari kerongkongan ke telinga. Menyaksikan hal tersebut, Baji dengan cepat memberikan botol yang berisi air mineral pada Chifuyu.
"Santai saja. Meskipun bagi dua, aku tidak akan memakan jatah lebih banyak darimu" Perkataan Baji bak sindirian halus agar Chifuyu tidak makan dengan terburu-buru.
Baji sadar dengan rasa tekejut dari Chifuyu, ia hanya bercanda tentang tidak memakan mie lebih banyak dari Chifuyu.
"Bukan itu maksudku" Chifuyu menutup sebelah matanya dan sebelah lubang telinganya dengan jari telunjuk guna meringankan rasa pedas di sana.
"Ibumu melihatku, saat aku sedang mengumpati hantu yang selalu mengagetkanku di gerbang. Dia juga melihatku menyentuh hantu disana. Aku kira ibumu bisa lihat hantu, ternyata tidak. Aku bingung kenapa ibumu bisa tau ada hantu di sana, dia bilang anaknya dulu sering mengatakan soal orang yang berdiri di depan gerbang tanpa kepala. Padahal tidak ada yang pernah lihat" Baji mengambil mie instan yang ada pada Chifuyu, kemudian melanjutkan
"Dia memintaku untuk menjadi temanmu karena memiliki kelebihan yang sama. Meskipun kau tidak memberitahu ibumu tentang apa yang kau lihat, dia selalu menghawatirkanmu. Bahkan sampai meminta orang asing untuk menjadi temanmu agar kau tidak sendirian" Baji menyeruput mie dengan lahap.
"Padahal ada Takemichi" Chifuyu memandang ke bawah, perasaan bersalah menyelimuti dirinya saat tau sang ibu mengetahui penglihatan istimewa miliknya yang bahkan tidak pernah dia sebutkan. Kalaupun pernah, pasti saat dirinya masih kecil.
"Tapi dia tidak bisa lihat mereka kan?" Baji melirik Chifuyu, ia tau maksud kata sendirian yang di sebutkan oleh ibu Chifuyu.
"Jangan egois begitu, ibumu khawatir karena kau sering pingsan tanpa sebab. Ah, aku lupa mengatakannya. Sebenarnya, aku juga yang mengatakan pada ibumu untuk menyuruhmu bangun dan berangkat 2 jam lebih awal ke sekolah" Baji kembali memberikan mie pada Chifuyu.
"Kenapa?" Seolah tidak kapok dengan rasa sakit yang baru di deritanya, Chifuyu kembali menyeruput mie seperti yang Baji lakukan sebelumnya.
"Aku dengar 2 jam sebelum pelajaran di mulai, orang-orang sering melihat penampakan di depan pintu masuk. Aku sedang memastikan perkataan ibumu benar atau tidak, dan juga ingin melihat reaksi remaja yang terkenal tidak ramah di sekolah ini" Baji tersenyum puas karena rencana yang dia susun tidak sia-sia, dia kali ini memiliki teman untuk melenyapkan hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfiction[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...