"Hentikan umhh... Aku tidak suka ini..."
Air mata Chifuyu turun membasahi pipinya, ia mengusap kasar wajah itu. Menyadari tangis Chifuyu, Baji mendekat ke pria kecilnya, mengusap pipi itu dengan lembut. Ia tidak menyangka Chifuyu akan menangis, mungkin dia memang sudah kelewatan.
"Aku tidak akan melanjutkannya jika kau tidak suka" Baji mencium dahi yang tertutupi oleh poni itu.
"Ini salah... Kau sudah punya pacar, tidak mungkin kita melakukannya"
Perkataan Chifuyu membuat Baji terpaku sejenak, alisnya berkerut berusaha mencerna kata 'pacar' yang di sebutkan. Sejak kapan dirinya punya pacar ? Menyatakan perasaan pada Chifuyu saja tidak pernah, tidak mungkin dia memilikinya.
"Pacar ?" Baji mengulang kata yang membuatnya berpikir.
"Aku tidak punya itu" sambung Baji lalu mengganti posisi menjadi duduk, ia mengusap surai belakangnya.
"Eeh... Tapi tadi Baji-san senyum-senyum setelah menelpon dan barang yang di laci itu... Tidak mungkin kau menyimpannya kalau tidak di gunakan" Chifuyu ikut duduk dan memangku tubuhnya dengan kedua tangan di antara paha seperti menuntut.
"Pfftt" yang di tanya malah tertawa mendengar tuturan itu.
"Kenapa tertawa ?!" tidak terima ucapannya di tertawakan, Chifuyu sedikit berteriak, ia jadi semakin kesal.
"Jadi kau berpikir yang menelpon tadi itu pacarku ?"
"Siapa lagi jika bukan pacar... Kau tersenyum tadi..."
Baji menangkup pipi Chifuyu, kemudian mengusap pipi itu dengan lembut menggunakan kedua ibu jarinya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Chifuyu, menatap manik indah itu lekat.
"Yang tadi itu Shinichiro-kun, dia bertanya perihal hubunganku denganmu. Aku tersenyum karena mengingat perjuanganku sebelum bertemu dengan orang yang ku sukai, aku terlalu gugup sampai Shinichiro-kun kewalahan"
Pria itu tersenyum, senyumannya begitu tulus dan menyejukkan hingga menimbulkan rona kemerahan di pipi Chifuyu.
"Dan benda yang ada di laci itu ulah Shinichiro-kun, dia memintaku untuk menyimpannya. Itu juga salah satu rencana yang kami siapkan. Meski awalnya aku menolak, tapi pada akhirnya aku menggunakannya juga" Baji melanjutkan seraya terkekeh.
Chifuyu terdiam, ternyata pemikiran buruknya salah. Karena terlalu pesimis dengan dirinya, Chifuyu jadi berpikir yang tidak-tidak, padahal Baji begitu tulus padanya. Ia tidak menyangka bahwa seseorang yang dia sukai juga sama gugup seperti dirinya. Berati selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
"K-kenapa tidak bilang dari awal ?" Chifuyu melirik ke arah lain karena malu atas pemikiran negatifnya.
"Karena kau tidak bertanya" ekspresi Chifuyu membuat Baji semakin gemas padanya, ia jadi semakin ingin menggoda pria kecil itu.
Benar juga, Chifuyu tidak pernah bertanya. Jika dia bertanya dan tidak kesal dari awal mungkin ini tidak akan terjadi.
"Dan... orang yang kau sukai itu... Sejak kapan ?" malu-malu si surai pendek bertanya, tiba-tiba ia memikirkan perkataan suka Baji sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfiction[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...