Hadiah Terindah. (End)

1K 123 36
                                    

Sinar jingga menyapa indra penglihatannya saat Chifuyu membuka mata, udara dingin membuat Chifuyu tidak ingin keluar dari selimut hangatnya. Baji tidak memberikan ampun pada tubuh Chifuyu, hampir seharian mereka melakukan seks. Jika Chifuyu tidak pura-pura pingsan mungkin saat ini mereka masih melakukannya, terkutuklah stamina Baji.

"Pinggangku sakit sekali" dengan malas ia bangkit, namun matanya tidak menemukan Baji di samping.

Chifuyu melirik ke tubuhnya, ia sudah memakai sweater tebal dan aroma sabun menyeruak dari tubuh itu. Sepertinya saat ia tertidur, Baji membersihkan tubuh Chifuyu. Bahkan seprai dan selimut juga sudah terganti dengan yang baru.

"Kemana Baji-san?"

Kakinya turun dari kasur, mencari ke kamar mandi namun nihil. Paha putih yang di penuhi bercak merah terlihat jelas, karena ia tak memakai celana. Suara gaduh terdengar dari luar kamar, ada beberapa suara tawa juga terdengar. Sebelum memastikan apakah ada tamu di luar kamar, Chifuyu mencari celana tidur yang sebelumnya dia kenakan. Tidak mungkin Chifuyu keluar dengan paha yang penuh bekas kepemilikan dari Baji.

Klek

Ketika pintu terbuka, semua pandangan menatap ke arah Chifuyu. Ada Mikey dan teman-teman yang lainnya, sepertinya mereka sedang merayakan kembalinya Baji.

"Chifuyu, sudah bangun" Baji menghampiri, lalu merangkul Chifuyu yang masih kebingungan mencerna keadaan.

"Lihat, aku tidak berbohong Mikey, Kazutora"

Baji menarik sedikit kebawah sweater yang Chifuyu kenakan, bercak gigitan di tubuh itu terlihat sangat jelas. Tentu saja hal tersebut mendapat pukulan bebas dari Chifuyu, yang lainnya hanya tertawa karena kebodohan yang Baji lakukan. Mikey, Kazutora, dan koko tertawa paling keras melihat penderitaan Baji, mereka bertiga kembali mengganggu si pemuda bersurai panjang.

Sementara itu, Chifuyu ikut bergabung bersama Mitsuya, Takemichi, dan Inupi duduk di sofa. Mengambil cola dengan perasaan kesal, kemudian meneguknya tidak sabaran.

"Pelan-pelan" Mitsuya mengusap punggung Chifuyu saat ia terbatuk karena minuman.

"Dia terus melakukan sesukanya" Chifuyu menatap Baji yang tengah sibuk bercanda bersama temannya.

"Tapi ku rasa kau juga menikmatinya" Inupi menunjuk lehernya sendiri, mengisyaratkan ke Chifuyu tanda yang Baji tinggalkan.

"Kau terlalu terus terang Inupi" tutur Takemichi sembari tersenyum canggung.

"Oh iya, aku tidak melihat Hakkai dan Draken. Kemana mereka ?" iris biru Chifuyu melirik Mitsuya di sampingnya, tidak biasanya Hakkai mau berpisah dengan pujaan hati.

"Mereka berdua kalah dalam permainan, jadi pergi membeli bahan makan malam" jawaban dari Mitsuya hanya di balas oh ria.

"Shinichiro-kun ?" tanya Chifuyu lagi, bukankah orang yang paling berjasa harusnya berada di sini juga merayakan kembalinya Baji.

"Hari ini dia pergi ke manila, jadi tidak bisa datang" Kazutora duduk di sofa tunggal sebelah kiri Chifuyu, ia mengambil kaleng bir kemudian menyesapnya.

"Aku tidak menyangka ternyata penantian Chifuyu selama ini tidak sia-sia, ku kira akan menang saat Baji sudah lama pergi" si surai dwi warna menyandarkan badannya di sofa, melirik lawan bicaranya seraya mengangkat kedua alis.

"Aku malah berpikir perjuangan Baji yang tidak sia-sia" ujar Mitsuya.

"Apa maksudmu Mitsuya ?" Kazutora memandang si surai lilac heran.

"Kau tau, Chifuyu itu polos. Dia seperti tidak mungkin mau berhubungan dengan asmara rumit" ketiganya mengangguk menyetujui perkataan Mitsuya, mereka tau, bahkan Chifuyu juga tidak ahli dalam asmara bersama wanita.

Arcane [Bajifuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang