Toko barang antik 2.

532 128 35
                                    

Bau rokok tercium menyengat kala iris biru Chifuyu terbuka, ruangan yang lembab dan penuh asap rokok menyadarkannya. Dingin menyapa indra perabanya, tali yang melilit di lengan dan kaki Chifuyu membuatnya sulit untuk bergerak. Pandangan ia arahkan ke segala arah, melihat kondisi dimana sebenarnya dirinya di sekap. Hanya ada satu lampu yang menerangi ruangan, itu tepat di atas kepalanya. Mulut Chifuyu di tutup menggunakan kain, rasanya menjengkelkan menjadi bahan percobaan.

'Dimana aku ? Sangat gelap disini'

Dari awal membuka matanya, Chifuyu terus mendengar suara-suara bisikan wanita. Dia tidak yakin jika banyak orang di ruangan sempit seperti ini, apalagi Chifuyu sekilas melihat sang penculik adalah pria.

"Wah wah, sudah bangun putri tidur"

Siluet seseorang muncul di hadapannya, Chifuyu tidak bisa melihatnya karena ia berdiri tepat di bawah cahaya.

"Ung !" teriaknya tertahan.

"Kau cantik, pasti akan mahal bayarannya" pria misterius itu berjongkok, mengusap pipi Chifuyu lembut.

'Aku pria brengsek, cantik jidatmu' Chifuyu menghindari sentuhan itu sembari mengumpat dalam hati.

Mata Chifuyu menyipit saat membaca nametag pria itu, di lihat dari pakaiannya mungkin dia juga orang yang bekerja di toko barang antik.

'Osanai Nobutaka?'

Tatapan yang di bawah sangat tak bersahabat, itu mengundang tawa dari pria bermarga Osanai.

"Sudah cantik jangan galak-galak, nanti wajahmu bisa keriput. Jika keriput darahmu tidak segar lagi, tidak bisa di jual"

Apa orang ini sedang membicarakan kunci dari permasalahan yang Mikey ceritakan ? Sepertinya Chifuyu harus ikut dalam permainan agar mendapatkan informasi lebih.

Pria berjaket hitam itu membuka kain yang menghalangi akses Chifuyu berbicara, lalu tangan nakalnya meraba paha yang tertutupi oleh rok.

"Singkirkan tanganmu bajingan" Chifuyu menggerakkan tubuhnya berusaha menjauhkannya dari Osanai.

"Bibir merah muda ini sangat tak layak menggunakan kata kasar" Osanai mengusap bibir Chifuyu, dengan penuh rasa kesal Chifuyu mengigit sekuat yang dia bisa.

"Argh !"

Pemuda itu menarik tangannya, kemudian mencekik leher Chifuyu tanpa rasa kasihan sedikitpun.

"Jangan membuatku kesal. Hanya karena wanita, kau pikir aku mau berbelas kasih? Tidak mungkin, kau disini untuk di jadikan uang"

"A-apa maksudmu ?" dengan susah payah Chifuyu berbicara, perkataannya bukanlah gertakan semata, cekikan itu terasa menyakitkan.

"Darahmu akan di jual pada peramal yang menginginkannya untuk ritual khusus mereka. Aku rasa tubuhmu juga bisa di jual untuk di isi jiwa yang menginginkan kecantikan" suara berat Osanai yang berada di dekat telinganya membuat Chifuyu merinding.

Ringtone telfon milik Osanai terdengar, ia menjauh dari Chifuyu untuk menjawab seseorang di sebrang sana. Tidak berselang lama ia kembali membawa suntik di tangannya. Mencari tempat yang tepat di lengan Chifuyu, pria itu menancapkan jarum suntik ketika menemukan lokasi yang pas. Chifuyu hanya meringis, tabung jarum suntik mulai terisi, rasanya tubuh Chifuyu menjadi lemas saat cairan merah itu keluar dari tubuhnya.

"Aku akan menguji darahmu apakah ini layak di gunakan" Osanai pergi begitu saja setelah mengambil sampel untuk ia teliti.

Tubuh lemas dan suara yang awalnya hanya bisikan kini jadi jeritan. Chifuyu sekarang tau itu bukanlah suara manusia, melainkan suara arwah dari para korban sebelumnya, mereka masih ada disini meskipun Chifuyu tidak melihatnya.

Arcane [Bajifuyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang