Mentari pagi mulai menampakan dirinya, langit yang begitu cerah membuat seorang remaja bersemangat kala bangun dari tidurnya. Sepasang kaki itu berlari ke arah kamar lain, masuk ke dalam, kemudian menaiki kasur berukuran king size yang ada di sana. Ia merangkak ke tengah kasur, memperhatikan dua orang yang masih berada di alam mimpi. Bibir itu tersenyum melihat kedamaian dari kedua orang yang berharga baginya, satu tangannya terangkat memainkan poni salah satu diantara mereka.
"Papa bangun" jari kecilnya menusuk-nusuk pelan pipi seseorang yang dia panggil papa.
Iris biru terlihat kala kelopak mata itu terbuka, seorang malaikat kecil adalah pemandangan yang pertama Chifuyu lihat ketika ia membuka matanya.
"Selamat pagi papa" sapa sang malaikat kecil seraya mengecup pipi Chifuyu.
"Selamat pagi Yu-chan" pemuda itu bangkit dari tidurnya, tidak lupa membalas ciuman di pucuk kepala si anak.
"Hari ini jadikan papa ?" matanya seakan penuh harap memandang sang papa.
"Kita akan pergi. Tapi, setelah ayah bangun dan Yu-chan sudah rapi"
Kini pandangan mereka berdua mengarah pada satu-satunya orang masih tidur di sana, mulut terbuka dan dengkuran kecil mereka dapati.
"Yusuke bangunkan ayah ?" tanya si anak.
"Lebih cepat pergi, lebih baik" balas Chifuyu sembari tersenyum.
Mendengar perintah sang papa, ide jahil tiba-tiba muncul di pemikirannya. Jari kecil Yusuke menutup kedua lubang hidung Baji, yang membuat sang empu terbatuk karena tidak adanya akses bernapas.
"Uhuk uhuk uhuk" saat yang di bangunkan sudah sadar, Yusuke pergi turun dari kasur menginjak tubuh Baji sambil terkekeh.
"Yusuke !" yang di injak protes, Chifuyu hanya tertawa melihat ulah jahil dari sang anak.
"Anak itu nakal sekali" Baji akhirnya bangun dari tidurnya, ia mengusap bagian tubuh yang di injak.
"Dia hanya mengikuti sikap ayahnya"
Sebelum Chifuyu meninggalkan tempat tidur, lengannya di tarik oleh Baji. Mata tajam itu masih tertutup, bibirnya ia majukan sedikit meminta ciuman pagi. Chifuyu menarik napas sejenak lalu menempelkan bibirnya pada sang dominan, kebiasaan pagi yang selalu Baji minta padanya.
"Mau kemana ?" rengek si rambut panjang saat Chifuyu menjauh darinya.
"Mau siap-siap, tidak ingat punya janji dengan Yu-chan ?"
"Ah, aku lupa"
Kelopak matanya langsung terbuka mengingat janji yang sebelumnya ia katakan pada sang anak. Baji berjanji untuk membawanya ke sebuah taman bermain yang telah di pilih Yusuke. Dirinya selalu saja sibuk bekerja, jadi akhir pekan ini Yusuke ingin menghabiskan waktu keluarga.
.
.
Yusuke, anak berusia 14 tahun yang mereka adopsi sejak 3 tahun belakangan. Seorang anak laki-laki pemalu yang sering menutup diri dengan orang lain, bahkan sebelumnya Chifuyu juga kesulitan untuk dekat dengannya. Baji membawa anak itu dari panti asuhan, awalnya Chifuyu sempat menolak karena Baji tidak memberitahukan apapun soal hal penting, seperti mengurus seorang anak. Mereka berdua harus memiliki kesiapan untuk itu.
Namun, saat melihat wajah sendu Yusuke yang berada di gendongan Baji. Mana tega ia marah, seketika hatinya menjadi luluh. Jika dilihat lagi, wajah kecil Yusuke begitu mirip dengan Chifuyu, hanya warna mata mereka saja yang membedakan. Yusuke seperti Chifuyu kecil dengan warna mata abu gelap hampir di dominasi hitam. Dan sedikit pemalu, berbeda dari Chifuyu yang lebih ceria. Saat Chifuyu bertanya apa alasan Baji mengadopsinya, sang suami selalu menjawab "kalian berdua mirip" tidak lupa dengan senyum tulusnya. Baji tidak pernah memberitahu bagaimana cara dirinya berkenalan dengan sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfiction[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...