Setelah menghancurkan benda imitasi terkutuk bersama Inupi, Inupi kembali ke ruang utama melanjutkan dekorasi yang sempat tertunda. Sedangkan Chifuyu beristirahat di kamarnya. Tubuhnya di baringkan ke kasur, akhir-akhir ini dirinya menjadi lebih aktif dari biasanya. Baji Keisuke, kepalanya tidak henti-henti memikirkan orang itu. Pertemuan yang tidak di janjikan. Pada awalnya, Chifuyu ingin melupakan kejadian yang menurutnya tidak penting untuk diingat. Namun, karena pertemuan singkat di pagi hari itu, membuat dirinya terseret dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan supranatural.
Di liriknya jam digital, satu jam lagi akan di adakan makan siang mewah yang telah di siapkan pemilik penginapan. Sejujurnya Chifuyu masih bingung maksud dari perkataan Baji soal pemilik penginapan ini. Memikirkan banyak hal membuat tubuhnya semakin lelah, tapi rasa kantuk tidak ingin mendatanginya.
"Apa disini ada onsen?"
Chifuyu keluar kamar, mencari pelayan yang bisa ia temukan dan bertanya apakah pemandian air panas ada di kawasan penginapan. Setelah menemukannya, Chifuyu menganti bajunya, berendam menikmati ketenangan dan pemandangan asri di onsen. Mata itu menutup, fokus pada panasnya air kolam yang bisa memenangkan tubuhnya. Tidak ada orang lain selain Chifuyu, di jam segini orang tidak mungkin berendam air panas, ini adalah waktu terbaik Chifuyu karena bisa kembali dalam ketenangan dan kesunyian.
Tidak lama setelah Chifuyu tertidur, Baji masuk kedalam onsen. Awalnya dia tidak menyadari ada orang lain disana, karena terlalu tenang dia pikir hanya ada dirinya sendiri yang berendam di jam sepi pengunjung. Selesai menggosok tubuhnya, Baji baru menyadari ada Chifuyu yang tertidur pulas. Rasanya wajah itu sangat tenang, melihat rambut Chifuyu yang terikat ke atas menambah pesonanya yang terpendam karena sifat buruknya.
"Maafkan aku, aku kembali menyeretmu dalam masalah. Ku kira kita akan bersenang-senang disini" Baji masuk ke dalam kolam, berendam di samping Chifuyu, berjaga takut tiba-tiba pria kecil itu tenggelam.
Tidak ada yang tau, mereka semua di undang ke penginapan mewah yang Koko buat khusus untuk Inupi. Apalagi acara yang tidak pernah di harapkan semua orang. Harusnya acara ini di buat untuk Inupi, mengingat tempat mewah dan ketulusan Koko membuat semuanya dengan penuh rasa sabar. Perasaan bersalahnya tidak main-main, penginapan mewah saja bisa dia bangun, bagaimana jika Inupi meminta lebih? Mungkin Koko akan memberikan semua yang dia miliki hanya untuk Inupi, termasuk jantungnya sendiri. Begitulah kira-kira pemikiran Baji.
"Bagaimana kalau itu aku, apa aku akan memberikan jantungku juga?"
Tatapan dalam Baji mengarah pada orang yang tertidur di sampingnya, Baji tidak mengerti perasaan apa yang membelenggu dirinya saat ini. Hatinya berkata untuk terus melindungi Chifuyu, tidak ingin hal buruk terjadi lagi.
"Jangan berpikir hal aneh, mana mungkin Chifuyu menerimamu" Ia terkekeh, menepis perasaannya jauh-jauh.
"Orang lain bilang, cinta pandangan pertama jarang berhasil"
Dirinya terus berbicara sendiri, tidak perduli dengan kesunyian disekitar. Berbicara di dekat orang yang kau sukai tanpa dia sadari lebih baik, ketimbang mendapat penolakan mentah-mentah. Baji akui ia pengecut soal perasaan, tidak seberani saat dirinya memukul musuh-musuh di medan pertempuran.
"Kalau suka bilang saja langsung"
Baji tersentak, matanya mendelik mendengar suara Chifuyu yang sudah sadar dari tidurnya. Lehernya kaku, belum siap menghadapi wajah Chifuyu.
"Kalau suka bilang" Chifuyu mendekat ke Baji, matanya tertutup seraya tersenyum tulus.
"Aku tidak" Ujar Baji bohong, ekspresi tenang Baji berusaha menutupi kepanikan yang melandanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfiction[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...