Gelang dengan motif telapak kaki kucing dan huruf T, Yusuke pandangi. Di telapak tangannya ada sebuah gelang rusak, benda yang selalu ia pakai kemanapun. Dirinya sangat sedih saat mengetahui tali dari gelang kesayangannya putus, padahal ayahnya mengatakan untuk menjaga benda itu dengan baik. Wajahnya murung, karena gelang tersebut juga ia jadi bolos pelajaran, menghabiskan waktunya di atap memandangi gelang.
"Yu-chan!" panggil seseorang yang tidak sabaran membuka satu-satunya pintu di sana.
"Berisik" telinga itu mendengar suara dari balik dinding.
"Yu-chan" dihampirinya Yusuke yang tengah bersedih, berjongkok memastikan apakah orang di hadapannya baik-baik saja.
Pakaian itu lusuh, bekas pukulan ada di wajah indahnya. Yusuke berkelahi habis-habisan karena gelangnya dirusak, Gin dengar anak yang mengganggunya juga jatuh pingsan. Orang tua Yusuke di panggil karena masalah ini, Chifuyu menyuruhnya untuk menjaga Yusuke sebelum mereka sampai.
"Kau baik-baik saja?" tanya Gin lembut.
"Pergilah" Yusuke memeluk kedua lututnya, menyembunyikan pandangan pada Gin.
"Gelangmu rusak, kau yakin baik-baik saja?" tanyanya lagi.
"Bagaimana aku bisa baik-baik saja, ini pemberian ayah. Aku tidak bisa memperbaikinya" rasa penyesalan ia rasakan, sekarang barang pemberian Baji tidak bisa di perbaiki. Jika di perbaikipun, tidak akan sama, sesuatu yang berharga akan hilang.
"Lihat mereka?" Yusuke mengangguk.
"Tenanglah, aku di sini. Tidak akan ada yang terluka selagi aku di sampingmu"
Rahasia yang selalu mereka berdua sembunyikan, Yusuke terkadang mendapat rundung karena kepribadiannya yang tertutup. Namun, hal itu tidak di ketahui oleh Baji dan Chifuyu, sebenarnya Gin ingin sekali mengatakannya. Tapi Yusuke selalu menahannya untuk berbicara, ia bilang jika Baji turun tangan masalah bisa semakin rumit.
"Nanti aku akan bicara pada paman Baji, aku juga akan cari cara supaya bisa menahannya" ia menggenggam tangan Yusuke memberikan ketenangan.
"Aku takut, nanti papa tidak nyaman berada di dekatku"
"Tidak mungkin, paman Chifuyu tidak mungkin menjauh darimu"
"Jangan bilang papa" kini pandangannya ia arahkan pada Gin.
"Aku janji"
.
.
.
Setelah mendapatkan panggilan dari sekolah, Chifuyu langsung bergegas saat mendengar Yusuke membuat masalah. Tidak mungkin putranya berbuat nakal di sekolah, pasti ada penyebab yang besar hingga Yusuke mencapai amarahnya.
"Dimana Yu-chan ?" ia baru saja tiba di depan ruang BK, ada Baji yang baru keluar dari ruangan itu.
Tidak lama setelah mengatakannya, Yusuke dan Gin keluar dari ruangan. Tiba-tiba, darah Chifuyu mendesir, bulu kuduknya merinding tak tau apa penyebabnya. Aura negatif dapat dia rasakan di sekitarnya, napasnya terhenti seketika.
"Kau baik-baik saja sayang?" merasa ada yang aneh pada sang istri, Baji bertanya.
"Kei, tidak merasakan hal negatif?" pertanyaan Chifuyu membuat iris kuning Baji melebar, ketakutan Baji, Yusuke, dan Gin kini terjadi.
"Yu-chan, wajahmu terluka" saat Chifuyu ingin mendekati putranya, Yusuke malah bersembunyi di belakang Gin.
Rasanya energi Chifuyu seakan berlawanan dengan energi negatif, susah payah ia bertingkah seolah baik-baik saja demi Yusuke di hadapannya. Dalam hati bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba tubuhnya merasakan hal aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfiction[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...