Tiga minggu setelah insiden di penginapan mewah, sejak hari itu Chifuyu terus mengikuti Baji. Mereka berdua pergi ke berbagai tempat memenuhi panggilan yang ada. Pekerjaan sambilan ini tidaklah sulit, ini juga termasuk pelatihan untuk menghilangkan rasa takut Chifuyu terhadap hantu.
Hari ini Chifuyu tidak bersama Baji seperti biasa, ia berada di ruang sunyi yang di penuhi bau obat. Sudah sejam Chifuyu terus menatap tubuh Kazutora yang terbaring di kasur. Selama tiga minggu ia lewati, Chifuyu sama sekali tidak melihat Kazutora lagi. Pemuda itu menjadi khawatir setelah mendengar cerita dari Baji.
Jiwa Kazutora dan Shinichiro masih bisa ia rasakan, mungkin mereka tidak bisa kembali ke tubuh masing-masing. Chifuyu tidak tau bagaimana cara mengembalikannya, Baji bilang dia bisa mengembalikan jiwa. Apakah Chifuyu juga harus mencobanya ? Dia sangat ingin membantu Baji.
"Apa aku bisa melakukannya juga ? Aku tidak pernah mencoba hal semacam itu" Chifuyu mengangkat kedua telapak tangannya, menatap secara bergantian ke kiri dan kanan.
Chifuyu berpikir sejenak, kalau cuma memanggil arwah yang menerawang mungkin bisa dia lakukan. Baji juga sudah memanggil lebih jauh, pastinya jadi lebih mudah untuk Chifuyu menggapainya. Ia berdiri lalu menaruh satu tangannya di atas dada Kazutora, menarik napas dalam kemudian menutup matanya. Gelap, dingin, sunyi, Chifuyu tidak bisa melihat apapun. Napasnya tersenggal karena kehampaan dalam dunia yang ia masuki. Tubuhnya gemetar hebat, perasaan menakutkan yang belum pernah ia rasakan sama sekali.
"A-aku kenapa, a-apa yang... terjadi" ia meremat kerah bajunya sendiri merasakan sesak yang teramat sangat.
"Chifuyu, kau kah itu?"
Samar-samar Chifuyu mendegar suara yang sedikit familiar di telinganya, ada seseorang bercahaya terang menghampirinya.
"Si-siapa ?" dengan susah payah Chifuyu mempertahankan kesadarannya.
"Chifuyu, aku Kazutora"
Pergerakan orang itu terhenti, sepertinya dia tidak bisa melangkah lebih jauh dari itu. Jarak yang memisahkan mereka kurang lebih satu meter, Kazutora tampak mengulurkan tangannya.
"Aku mohon selamatkan aku, aku takut sendirian disini..."
"Kazutora, pe-pegang tanganku"
Chifuyu ikut mengulurkan tangannya, tubuhnya benar-benar terasa berat. Keduanya berusaha menggapai uluran tangan, demi apapun sensasi di tubuh Chifuyu semakin buruk. Dia menjadi sulit untuk menangkap tangan Kazutora karena tubuhnya sangat lemah.
Pintu ruangan Kazutora di buka, kunjungan Baji hari ini seperti hari-hari sebelumnya. Dia selalu membawa karangan bunga kecil sebagai penyengat sang pasien yang tak kunjung sadar.
"Chifuyu ?" Baji tidak menyangka hari ini ada tamu lain menjenguk temannya.
Tapi sepertinya ada yang aneh, tidak biasanya Chifuyu diam saat suara Baji memanggil namanya. Pasti akan ada reaksi berlebihan dari si pemilik nama hingga membuat Baji risih. Ia mendekat, Baji menjatuhkan bunganya saat sadar apa yang sedang di lakukan Chifuyu.
"Oi, Chifuyu !" ia melepaskan tangan Chifuyu yang berada di atas Kazutora, menangkap tubuh kecil itu saat Chifuyu terhuyung.
"Chifuyu ! Oi, Sadarlah !"
Baji tidak mengerti apa yang Chifuyu pikirkan hingga melakukan hal berbahaya seperti ini. Seharusnya Baji tidak menceritakan apa yang bisa ia lakukan sebelumnya, jiwa Chifuyu bisa ikut hilang dari raganya. Ia menempelkan telinganya di dada sebelah kiri Chifuyu, memeriksa detak jantungnya. Begitu lambat, napasnya juga telah berhenti.
"Tidak, tidak, Chifuyu ku mohon kembalilah"
Panik, Baji tidak tau harus melakukan apa, pikirannya seketika kosong tidak bisa berpikir jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcane [Bajifuyu]
Fanfic[Tamat] Seorang remaja SMP yang bisa melihat apa yang tidak mampu orang lain lihat. Menemukan seseorang yang mirip dengan dirinya, hal itu menciptakan rasa kagum pada orang tersebut. "Oi kutu buku, lihat apa?" -Chifuyu. "Kalau sekuat itu kau bisa...