Yours !? No ! It's Mine
Hari-hari Naruto di sibukkan dengan urusan rumah sakit dan sesekali membantu Deidara. Setiap hari tidak absen dia untuk menghubungi Sasuke. Perut Naruto yang sudah jalan 3 bulan masih belum terlalu terlihat. Ya, ini sudah 2 bulan lebih Sasuke pergi menjalankan misi untuk mendapatkan hati juga restu mertua. Sakura ? Belum terjadi apa-apa, ia masih tinggal di kediaman Uchiha meski sikap dingin yang selalu ia dapatkan tiap hari.
"Jadi, apa yang Nii-chan lakukan di sini ?" Tanya Naruto sembari menyesap teh siangnya di ruangannya, yap. Deidara datang berkunjung. Adalah suatu hal yang jarang di lakukan. Biasanya Naruto yang selalu mengunjungi perusahaan.
"Aku tidak enak badan" jawab Deidara singkat.
"Dan ?"
"Sepertinya... a -"
"Woah ! Benarkah !? Aku akan menghubungi dokter kandungan. Tunggu sebentar !" Potong Naruto. Dengan buru-buru Naruto segera menuju mejanya untuk menghubungi dokter kandungan yang bukan Sakura. Amit-amit dia minta Sakura yang memeriksa kakaknya. Waktu itu dia periksa ke Sakura juga kan hanya bagian dari rencana.
Deidara menghela. Tidak menghentikan aksi adiknya. Ia menyenderkan kepalanya dan memijatnya kecil.
"Gen Uchiha memang tidak ada lawannya" lirihnya.
.
.
.
Naruto memeluk tangan kakaknya bahagia, ia hendak pulang bersama kakaknya, kebetulan pekerjaannya sudah selesai bersamaan dengan selesainya pemeriksaan sang Kakak.Positif. Tertulis di kertas yang di berikan sang dokter kandungan suruhan Naruto. Makanya Naruto sekarang sangat senang. Dengan ini artinya sang Kakak sudah mulai bisa membuka hatinya bukan ? Di tambah sekarang mereka akan memiliki keturunan ? Bukankah mereka akan menjadi keluarga bahagia?
-tep-
Langkah Deidara terhenti, membuat Naruto juga ikut menghentikan langkahnya. Ia mendongak untuk melihat kakaknya yang sedikit lebih tinggi darinya dan mendapati wajah datar sang Kakak. Naruto pun mengikuti arah pandangan sang Kakak.
'Shit' Naruto mendengus saat melihat apa yang ada di depan sana. Seorang wanita bergelayut manja di tangan Itachi yang tampak tidak nyaman namun tidak bisa melepas tangannya. Dan Naruto mengenal siapa wanita itu. Mantan pacar Kakak iparnya. Shion. Salah satu orang yang dia benci.
"Siapa dia " tanya Deidara datar.
"Mantan Itachi-Nii yang pernah ku ceritakan"
"Oh, yang merendahkanmu dan mengatakan kau miskin tidak pantas dengan Uchiha karena dia adalah artis juga anak mentri yang sekarang kembali menjabat?"
Naruto mengangguk membenarkan. Memang dulu saat pertama kali bertemu dengan Shion di kediaman Uchiha, dia langsung mengatai Naruto, miskin, hanya mencari keuntungan dengan berpacaran dengan Sasuke, dan lainnya.
Deidara melepas tangan Naruto dan berjalan mendekati kedua orang itu.
"Itachi" panggilnya datar. Itachi bergidik. Hidup bersama Deidara hampir 2 bulan ini membuatnya sangat cukup paham dengan karakter si rubah tsundere satu ini. Dan nada barusan yang ia gunakan iti berarti dia sedang dalam mood terburuk di harinya.
Itachi menatap Deidara takut-takut. "D... Dei.. apa yang sedang ... kau lakukan disini ?" Tanya Itachi gugup.
"Menangkap basah suamiku sedang di goda wanita murahan" jawab Deidara dengan wajah datarnya. Tapi menatap tajam Shion yang masih memeluk tangan Itachi. Naruto datang menyusul.
"Hee.. bukankah adikmu juga berarti murahan ? Dia berusaha merebut suami orang." Ejek Shion.
"Namikaze selalu bisa mendapatkan apa yang menjadi miliknya. Sasuke dari awal adalah miliknya. Tidak dengan dirimu, Nona. Kau hanyalah orang buangan yang tidak pantas kembal ke kehidupan Itachi . Lagipula, Haruno itu bukanlah lawan yang pantas untuk Naruto."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours !? No, It's Mine !
FanfictionJadi begini Intinya cerita ini mengandung BOYSLOVE dari imajinasi tak terkendali penulis. Jadi buat yg HOMOPHOBIC ya boleh tinggalin aja lapak ini, ga usah kepo untuk buka apalagi baca yg ujung"nya komen ga ngenakin. Oke!? Warning!!!! Rate fanfic 18...