Naruto baru saja bangun setelah kembali tertidur tadi pagi, Sasuke di belakangnya, memeluk Naruto yang bersandar pada dadanya, mendengarkan Naruto yang sedang menceritakan apa yang terjadi saat itu dengan isakan tangis. Sasuke hanya diam mendengarkan, mengusap-usap perut Naruto yang terdapat bekas operasi. Naruto menolak bertemu dengan keluarganya, hanya Sasuke yang berada di dalam kamar rawatnya.
"Aku tidak tau ada dimana saat itu, kepalaku sakit, tapi perutku lebih sakit, karena mereka menendangku di sana, menginjak dengan kaki mereka, hiks, baby pasti kesakitan juga.. aku melindunginya, memeluknya erat, tapi kemudian semuanya gelap Teme" ujar Naruto.
"Ssh, tidak papa, baby sudah tidak kesakitan lagi sekarang, jadi Mommy harus berhenti menangis dan tersenyum, agar baby tidak sedih lagi." ucap Sasuke mengusap pipi Naruto yang di aliri air mata.
"Teme... tidak membenciku?"
"Hm? kenapa?"
"Karena tidak bisa melindungi Baby.." lirih Naruto.
Sasuke mengusap pipi Naruto, "Ini sebuah kecelakaan yang tidak bisa di hindari, mungkin memang kita belum di beri kepercayaan oleh Kami-sama untuk memiliki anak, tidak papa sayang, aku tidak pernah membencimu, tidak pernah menyalahkanmu, karena orang yang patut di salahkan pun sudah mendapat hukumannya sendiri. Aku mencintaimu, apa adanya. Aku pernah melepasmu sekali, dan itu adalah kesalahan terbesar pertama yang ku lakukan, dan yang kedua adalah aku tidak bisa menjagamu dan baby. Kali ini, aku tidak akan mengulanginya lagi." jelas Sasuke panjang lebar, ia mencium pipi Naruto sayang. Membuat Naruto bersemu, Naruto pun menenggelamkan wajahnya di lengan Sasuke yang sudah berpindah melingkar di bahunya sekarang.
"Berhenti bersedih dan menyalahkan dirimu, hm ?" ujar Sasuke lagi. Naruto mengangguk pelan.
"Jadi.. kau sudah siap untuk bertemu dengan kedua orang tuamu? Aku tidak memaksa sayang. Kalau memang kau belum ingin bertemu dengan mereka tidak papa, mereka mengerti"
Naruto menggeleng. "Tidak papa, aku.. sudah tidak papa."
Sasuke tersenyum, Naruto yang Sasuke kenal memang kuat, dan optimis.
"Kalau begitu istirahatlah dulu sekarang, nanti siang mereka akan datang di saat jam kunjungan."
"Teme peluk."
Sasuke menghela, dan Naruto yang manja sudah kembali juga tentu saja.
"Bergeserlah dulu agar tidurmu bisa lebih nyaman"
Naruto mengangguk, mendudukkan dirinya perlahan karena bekas operasi di perutnya masih terasa perih, setelah Naruto duduk, Sasuke menggeser tubuhnya, menurunkan sandaran ranjang rumah sakit sedikit lalu membaringkan tubuhnya. Membiarkan Naruto membaringkan tubuhnya di sampingnya dan menjadikan lengannya sebagai bantal.
"Tidurlah" bisik Sasuke sembari mengusap-usap kening Naruto dengan tangannya yang menganggur. Naruto belum bisa memiringkan tubuhnya untuk memeluk Sasuke, jadi tangannya ia gunakan untuk meremat baju yang di pakai Sasuke agar pria itu tidak pergi dari sisinya saat ia tidur, kedua matanya pun perlahan menutup seiring usapan di keningnya.
Sasuke tersenyum melihat Naruto yang sudah memejamkan matanya, tangannya yang awalnya mengusap kening Naruto kini berpindah mengusap kedua mata Naruto yang sudah terpejam dan tampak sembab. "jangan menangis lagi, hum" gumamnya.
.
.
.
.
"Baby, kau sudah baikan?" tanya Kushina pada Naruto yang sedang memakan makan siangnya di suapi oleh Sasuke.
"Mama~" Naruto membuka tangannya, meminta Kushina memeluknya yang tentu tidak di tolak Kushina, dengan penuh kasih sayang Kushina memeluk putra bungsunya itu, mengusap rambutnya, dan menciumi pucuk kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours !? No, It's Mine !
FanfictionJadi begini Intinya cerita ini mengandung BOYSLOVE dari imajinasi tak terkendali penulis. Jadi buat yg HOMOPHOBIC ya boleh tinggalin aja lapak ini, ga usah kepo untuk buka apalagi baca yg ujung"nya komen ga ngenakin. Oke!? Warning!!!! Rate fanfic 18...