"Huaaa~~~! Nii-chan jahaat hiks ,,"
Pagi ini di sambut dengan tangisan Naruto saat Sasuke menggendongnya dan mendudukkannya di kursi restoran di samping Deidara yang sedang menikmati sarapannya dengan kalem.
"Kalau lubang Naru melar nanti bagaimana ??? Huweeeeee~~~~!!!!"
Deidara terkekeh, menepuk-nepuk kepala Naruto. Seperti berkata 'kau rasakan apa yang ku rasakan bukan'.
Itachi menutup wajahnya, menyembunyikannya dari orang-orang yang berada di sana dan mendengar ucapan Naruto dan terkekeh.
"Sasuke.... Kau..."
"Diam baka Aniki"
".... Setidaknya kau mengeluarkannya di luar bukan ?"
"Aku pakai pelindung."
"Bagus"
Oh, memang mereka tidak ada yang waras sih, membicarakan hal-hal begitu di tempat umum.
Membuat orang-orang di sana mendapat asupan tidak penting bukan ? Tapi sepertinya kalau yang di sana readers, mereka akan berubah jadi paparazi seketika. Narasumber sedang memberikan informasi secara cuma-cuma tidak patut untuk di tinggalkan begitu saja bukan ?
.
.
.
"Apa maumu ?" Tanya Deidara datar. Hari ini dia memutuskan untuk masuk kantor, meski Itachi sudah melarang. Mereka sudah pulang dari kemarin, dan tangan Deidara gatal sekali untuk ingin bekerja. Jadi Itachi pun mengiyakan, dengan syarat dan ketentuan berlaku tentu saja.Tapi pagi Deidara sudah di hancurkan dengan kedatangan pria berambut merah yang duduk santai di ruangannya. Membuat mood bekerja Deidara hancur seketika.
Sasori. Datang berkunjung dengan tidak tau dirinya. Tentu saja, kalau tau diri mana mungkin datang ?
"Hm ? Apa aku tidak boleh mengunjungi kekasihku ?"
Alis Deidara terangkat sebelah. "Kau salah makan ? Apa keluargamu sudah tidak mampu membelikan makanan yang sehat hingga kau jadi berpikir tidak waras ?" Tanya Deidara sangsi.
"Apa -"
"Seingatku Akasuna-san, hubungan kita sudah berakhir semenjak kedua orang tuamu mengusirku dari kediaman kalian dengan tidak hormat. Mengatakan jika aku hanya lelaki menjijikkan yang mencintai lelaki lainnya ? Mengatakan aku tidak pantas hidup karena telah merubah kondisi tubuhku sehingga aku bisa hamil, dan kau, tidak mengatakan apapun untuk mendukungku setelah semua yang kulakukan untukmu justru mengucapkan hubungan kita berakhir dan sekarang dengan tidak tau malunya muncul di hadapanku dan mengatakan hubungan kita tidak pernah berakhir ? Apakah Akasuna sudah kehilangan harga dirinya karena harga sahamnya yang anjlok dan tidak ada perusahaan yang mau memberi sokongan ?" Terang Deidara remeh. Wajah Sasori memerah. Tanpa sadar tangannya terangkat hendak menampar Deidara.
-grep-
Seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan Deidara yang memang tidak di tutup menahan tangan Sasori.
"Bukankah ini adalah tindakan tidak terhormat Akasuna-san ? Menyerang seseorang yang sedang hamil . Tindak pidana apa yang cocok untuk itu ?" Ujar si pelaku penahanan.
"Itachi ?"
"Ya sayang ?" Itachi si pelaku yang menahan tangan Sasori memberikan senyum manisnya pada Deidara.
"Apa yang kau... lakukan disini ? Pagi-pagi ? Dan ... memakai setelan rapi seperti itu ?" Tanya Deidara bingung.
"Bukankah aku mengizinkanmu berangkat dengan syarat? Yup, ini syaratnya. Aku menggantikan Sasuke yang masih ingin menghabiskan waktu dengan kekasihnya di rumah, dan aku datang kemari menggantikannya untuk rapat siang ini bersama perusahaan Akasuna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours !? No, It's Mine !
FanfictionJadi begini Intinya cerita ini mengandung BOYSLOVE dari imajinasi tak terkendali penulis. Jadi buat yg HOMOPHOBIC ya boleh tinggalin aja lapak ini, ga usah kepo untuk buka apalagi baca yg ujung"nya komen ga ngenakin. Oke!? Warning!!!! Rate fanfic 18...