Yours !? No ! It's Mine !
"Waaaah !!! Benarkah Dei-chan ??" Tanya Mikoto sembari memeluk Deidara. Deidara baru saja mengatakan perihal kehamilannya saat mereka sarapan. Mikoto berseru bahagia, Fugaku mengucapakan selamat padanya. Sakura tadi sudah berangkat lebih pagi. Hanya satu orang yang dari tadi terdiam.
"Otakmu konslet atau bagaimana, huh ?" Tanya Deidara pada Itachi yang hanya menatapnya dengan tangan yang terhenti di udara sembari memegang sendok yang hendak di suapkan ke mulutnya.
"Haha, Nii-chan, Itachi-Nii hanya terlalu senang, hingga tidak bisa berkata-kata."
"Hee. Beda sekali dengan sikap adiknya. Saat tau kau hamil" Dengus Deidara.
Naruto terkekeh lagi, mungkin kalau cuman berdua Sasuke juga seperti itu. Tapi waktu itu kan kondisinya beda. Sasuke itu... kan harus menjaga image.
"Ka...kau benar.. uh.. itu.. perut... mmm... di perutmu... ada bayi ??" Tanya Itachi gagap.
"Nah, Tachi-Nii sudah sadar sepertinya."
"Belum. Baru janin. Dia bahkan belum berbentuk, masih berbentuk gumpalan darah." Jawab Deidara datar. Ia memberikan foto USG yang kemarin ia lakukan. Itachi mengambilnya dengan tangan gemetar, menatap foto itu, lalu menatap Deidara, kembali melihat foto itu lagi.
-bruk-
Kursi yang diduduki Deidara terjatuh saat tubuhnya di angkat Itachi dengan gampangnya, dan sekarang dia di putar-putar Itachi dengan senangnya.
"Aku akan menjadi seorang Ayah ! Dei! Terima kasiiih!" Ujarnya sembari memeluk Deidara erat.
"Ughh.. ini memalukan.." gumam Deidara sembari menenggelamkan wajahnya yang memerah di dada Itachi.
"Maa.. mereka memang orang yang berbeda dengan sifat yang berbeda juga" ujar Naruto.
"Yang satu otaknya kurang 1 ons, yang satu kelebihan 1 ons" tambah Mikoto. Dan kemudian mereka tertawa bersama.
.
.
.
Naruto merenggangkan tubuhnya, dia baru saja berkeliling bersama Itachi mengunjungi beberapa pasien. Memang sudah beberapa minggu ini dia mulai melakukan praktik dokter. Meski tidak mengambil banyak pasien. Ingat, Sasuke tidak memperbolehkannya bekerja terlalu keras."Hoo.. lihat siapa yang datang mengunjungimu, Nii-chan." Ucap Naruto saat melihat ada seorang wanita yang berdiri di dekat ruangan Itachi.
"Ugh.."
"Itachi!" Shion yang melihat kedatangan Itachi segera menghampirinya. "Aku.. butuh bicara" ucapnya.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Shion. Bukankah sudah jelas. Dulu kau yang mengakhiri hubungan kita. Dengan alasan ingin fokus berkarir. Sekarang aku sudah memiliki pasangan hidupku sendiri. Dan keluarga kami akan segera lengkap. Enyahlah dari hidupku, dan jangan ganggu kami lagi" ujar Itachi panjang lebar dan segera meninggalkan tempat itu.
"Nah, dengarkan Nee-sama?"
Shion mendelik pada Naruto. "Kau tidak usah ikut campur, pecundang !"
"Ehhh ??? Nee-sama masih memanggilku pecundang ??"
"Sekali pecundang tetap saja pecundang ! "
"Pfft, suka-suka Nee-sama sajalah. Susah bicara sama otak udang memang" ejek Naruto. "Oh, saranku Nee-sama, lebih baik turuti ucapan Itachi-nii. Kalau tidak mau sesuatu yang buruk terjadi. Mungkin tidak hanya karirmu di dunia industri, tapi mungkin karir Ayahmu juga ? Ku dengar dia menjabat kembali sebagai menteri kesehatan ??"
"Ini bukan Negaramu . Kau tidak bisa melakukan apapun seenaknya "
"Hum ? Benarkah ? Uhhh.. sepertinya Nee-sama memang tidak tau apa-apa tentang Namikaze ya.. hmm.. yahh memang kapasitas otaknya kecil, isinya hanya uang dan penis. Mana paham." Naruto mengangkat kedua bahunya sembari menggeleng kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours !? No, It's Mine !
FanfictionJadi begini Intinya cerita ini mengandung BOYSLOVE dari imajinasi tak terkendali penulis. Jadi buat yg HOMOPHOBIC ya boleh tinggalin aja lapak ini, ga usah kepo untuk buka apalagi baca yg ujung"nya komen ga ngenakin. Oke!? Warning!!!! Rate fanfic 18...