Yours !? No, It's Mine !
Sakura menghela nafasnya lelah. Saat ini jam istirahat, dan ia sedang berada di ruangannya.
Sudah satu minggu sejak acara ulang tahun Sasuke di lakukan. Dan ia belum mendapatkan jawaban apa-apa dari orang yang ia sewa untuk memeriksa seseorang.
Dan sudah satu minggu juga sifat Sasuke dan keluarganya makin dingin padanya.
"Sakura, kau tidak makan?" Tanya Ino yang masuk kedalam ruangan Sakura.
"Oh, ya, ini aku menunggumu" ujarnya membenarkan pakaiannya lalu berjalan menuju Ini. "Dimana Hinata?"
"Hari ini ia jaga malam. Jadi tidak ikut"
"Oh.."
"Ino. Apa... menurutmu Sasuke selingkuh?" Tanya Sakura saat mereka sedang makan di kantin.
Ino tersedak mendengar pertanyaan Sakura.
"Kau meragukan suamimu?"
Sakura menggeleng.
"Tidak. Hanya saja. Dia akhir akhir ini terlihat aneh"
"Aneh bagaimana?"
"Lebih sering pulang malam, dan terkadang berangkat pagi tanpa sarapan"
"Mungkin di kantor sedang banyak berkas yang harus dia urus? Kau seperti tidak tau pekerjaan pemilik perusahaan saja."
"..... kau benar"
"Sudahlah. Apakah pulang nanti kau perlu shopping? Menghilangkan penat?"
"Uhm. Boleh"
.
.
.
Sementara itu, malamnya, di apartemen Naruto.
Sasuke dan Naruto sedang tidur di ranjang, dengan tubuh yang tanpa sehelai benang dan hanya di tutupi sebuah selimut. Naruto tidur dengan meletakkan kepalanya di atas dada bidang Sasuke.
"Sakura mulai curiga sepertinya" ucap Sasuke tiba-tiba memecah keheningan. Tangannya sedari tadi tidak berhenti mengusap sayang rambut Naruto.
"Oh? Secepat itu?" Naruto mendongakkan kepalanya untuk menatap Sasuke. "Kupikir dia lebih bodoh dari ini."
Senyum terpatri di wajah Sasuke.
"Bagaimanapun dia masih memiliki otak, sayang"
"Kau benar. Kalau tidak mana mungkin dia menjadi seorang dokter" Naruto menganggukkan kepalanya setuju.
Naruto menaikkan tubuhnya menjadi di atas Sasuke, menopang tubuhnya dengan kedua tangannya dan menatap Sasuke.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Naruto.
Sasuke terdiam. Dia pun tidak tau apa yang ingin ia lakukan. Dia hanya ingin hari-harinya dengan Naruto tetap seperti ini, tapi tidak dengan hubungan belakang seperti ini. Maksudnya dia ingin benar-benar melepaskan dirinya dari Sakura agar bisa bersama Naruto tanpa memikirkan apapun lagi.
"Hm.. aku akan mengikuti apapun kemauanmu. Hm? Bukankah kau masih ingin bermain-main dengannya lebih lama?" Tanya Sasuke, mengusap pipi Naruto.
"Karena kalau kau langsung menceraikannya begitu saja tidak akan seru" Naruto menggembungkan pipinya. "Dia merebutmu dariku. Jadi dia juga harus merasakan yang namanya di rebut kekasihnya. Meski aku tau kau tidak pernah mencintainya."
Sasuke tertawa. "Dari dulu hatiku memang hanya untukmu, hm? Kouhai nerd kesayanganku"
"hmph! Aku tidak akan melupakan pengkhianatanmu, ingat itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yours !? No, It's Mine !
FanfictionJadi begini Intinya cerita ini mengandung BOYSLOVE dari imajinasi tak terkendali penulis. Jadi buat yg HOMOPHOBIC ya boleh tinggalin aja lapak ini, ga usah kepo untuk buka apalagi baca yg ujung"nya komen ga ngenakin. Oke!? Warning!!!! Rate fanfic 18...