[Sept] Masih Dendam

148 28 2
                                    

Ku publish ulang soalnya chapter yang kemarin kuhapus tanpa sadar..

...

"Eh, lo kenapa bisa luka-luka gini?"

Jisung yang hendak pergi ke toilet terkejut melihat Minho yang terduduk dilantai dengan keadaan lemas dan banyak luka.

"G-gapapa.."

"Kalo gapapa coba berdiri dan lari dari sini ke kelas, bisa gak?" tanya Jisung datar.

"Y-ya nggak gitu juga.."

Jisung tersenyum tipis melihat rengekan Minho. Ia membopong badan Minho dan membawanya ke ruang unit kesehatan tanpa berkata apapun. Minho yang lemas hanya bisa menurut.

"Bilang sama gue, siapa yang ngelukain lo? Jangan ada yang berani bully lo selain gue," celetuk Jisung.

Minho tak menjawab, ia fokus menatap wajah tampan Jisung yang fokus mengobati lukanya dan meringis sakit ketika kapas yang ditetesi alkohol itu bersentuhan dengan lukanya.

"Jawab, Minho sayang.."

Minho memukul lengan Jisung lalu menatapnya tajam, "Jangan manggil pake nama itu, ketahuan orang bisa mampus aku!" kesal Minho.

"Makanya, orang nanya tuh dijawab."

"Gak usah kepo, biasanya juga kamu sama temen-temen kamu bully aku rame-rame, setiap ditanya kenapa bully aku terus, jawabnya 'kita gabut' aneh!" oceh Minho.

"Berarti temen-temen aku?"

"Gak usah kepo! Udah 'kan? Aku mau balik ke kelas." Namun tak semudah itu, saat kaki Minho menapak ke lantai, Jisung menggendong dan kembali mendudukkannya diranjang UKS.

"Lo masih sakit, diem aja dulu disini."

"Gak mau," rengek Minho. Berharap Jisung akan luluh. Namun nyatanya tidak.

"Gue bilang diem ya diem! Jangan kemana-mana sampe gue balik lagi!" sentak Jisung lalu pergi meninggalkan Minho yang terkejut.

Minho tau Jisung khawatir jika tubuhnya masih sakit. Tapi tetap saja, mendengar bentakan yang penuh amarah itu membuatnya terkejut dan teringat akan sesuatu yang membuat dadanya sesak.

Minho pun ingat jika Jisung tak hanya membentaknya sekali dua kali, melainkan berkali-kali setiap kali lelaki itu merundungnya. Tapi bagi Minho bentakan itu berbeda.

Sedangkan disisi lain Jisung menghampiri teman-temannya lalu berkata, "Dapet sasaran lagi gak nih?"

"Gak dapet cuy, pada cemen semua."

"Baru aja dapet gue, lagi tepar di toilet kali dia sekarang. Tapi dia masih kuat, jadi lo bisa bully dia." Jisung menatap salah satu temannya itu lalu mengangguk.

"Thanks."

Jisung kembali pergi. Namun bukan ke toilet, melainkan UKS untuk menghampiri Minho.

Ia memang lega karena Minho mengikuti ucapannya. Namun ia terkejut melihat bahu yang bergetar dan suara yang terisak pelan.

"Kenapa nangis?"

Minho beringsut mundur dan menggeleng cepat lalu mengusap pipinya yang basah, "Nggak! Ino gapapa, ups."

"Gak usah bohong, ada orang yang dateng setelah gue?" tanya Jisung yang belum sadar akan sesuatu.

"Gak ada."

"Terus kenapa lo nangis?"

Minho menunduk dan menggeleng takut. Bukan, ia bukan takut kepada Jisung. Melainkan.. pikirannya yang terus teringat masa lalu.

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang