[Quinze] Hal Aneh Apalagi Ini?

82 17 9
                                    

Double up ajalah, greget aku..

...

"Maaf, Minhonya ada gak, Kak?"

Jae mengangguk dan menyuruh Jisung masuk, "Ada kok, kalo mau liat silahkan aja tapi jangan kaget."

"Kenapa emang? Minho marah banget sampe gak mau sekolah berhari-hari ya?" Jae awalnya mengernyit namun setelahnya ia menggeleng.

Belum Jae menjawab, Jisung langsung berlari menghampiri Minho namun Jae langsung menahannya, "Jangan coba-coba pegang Minho!"

"Kenapa gak boleh?"

"Kamu bakal celaka, sayang.." lirih Minho dengan suara yang begitu serak, seolah suaranya akan habis.

"Kenapa sih? Ada apa?!"

"Ayah ngehukum aku. Aku disandera dari kejauhan, tubuhku diiket sampe aku gak bisa gerak sedikitpun, aku juga dikurung di dinding transparan ini.."

"Aku bakal---"

"Jangan! Kak Jae aja celaka, aku gak mau ada yang celaka karena aku jadi jauhin aku sekarang!" Bukannya menjauh, Jisung semakin mendekati dinding transparan yang dimaksud Minho.

Jae mencoba menahan Jisung yang mencoba menyentuh dinding transparan itu, namun Jisung terus bersikukuh hingga akhirnya ia mengibaskan tangannya yang seolah terbakar setelah memegang dinding tadi.

Duk!

"A--- eh? Kok kaki gue gak kenapa-napa?" tanya Jisung heran, tepat setelah ia menendang dinding transparan tersebut. Jae dan Minho pun dibuat heran.

Jae mencoba mengikuti apa yang dilakukan Jisung, ia menyentuh dinding transparan itu dengan kakinya tetapi kakinya langsung terluka saat itu juga.

"Oh, coba kamu pukul deh, Ji!" Jisung lantas mundur mendengar permintaan Minho.

"Ng-nggak deh.."

"Please.." Setelah menimang-nimang keputusan sembari menatap Minho yang terus berharap, akhirnya mau tak mau Jisung mengangguk.

Ia berjalan mendekati Minho lalu berusaha memprediksi bahwa fokusnya sudah tepat pada dinding itu. Mengatur nafas sejenak, lalu Jisung langsung memukul dinding itu cukup keras hingga---

Krek-!

---Dinding itu retak dan berubah menjadi kepingan-kepingan kaca yang berserakan.

"Eh, kok bisa?"

"Gak penting, itu tangan kamu sakit atau berdarah gak karena mukul dinding itu?" tanya Minho khawatir. Jisung dan Jae bersitatap setelah keduanya menatap tangan Jisung.

"Gak kenapa-napa."

"Pas mukul juga serasa mukul kapas, lembut banget.." lanjut Jisung. Yang membuat Minho, Jae dan dirinya semakin terheran.

"Sekarang pikirin aja gimana caranya lepasin iketan ini, gak bakal semudah itu sih kayaknya." Minho dan Jisung mengangguk setuju dengan pendapat Jae.

"Kak Jae coba dulu lepasin iketan pake benda tajem atau tangan Kak Jae sendiri terserah, abis itu gue coba sendiri.." Minho yang mendapat firasat buruk pun menggeleng tak setuju.

"Jangan!"

Namun sayangnya Jae lebih menyetujui Jisung. Jae mengambil beberapa benda tajam dan mencoba melepaskan ikatan itu. Nihil, semuanya gagal.

Jae mencoba cara terakhir yaitu membuka ikatan itu dengan tangannya sendiri. Tangannya seketika memerah dan ikatan itu tak melonggar sama sekali.

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang