[Dix-huit] Aku Kembali

78 19 2
                                    

Brugh!

"Kenapa kau melarikan diri, hm?" Minho menunduk, berusaha untuk sopan dan menguatkan mentalnya.

"Saya tak suka dengan perjodohan, apa Ayah tak bisa mengerti perasaan anak sendiri? Lagipun saya bisa menerima perjodohan itu jika Ayah menerima posisiku yang submissive," jawab Minho.

"Sampai kapanpun Ayah takkan pernah menerima posisimu dengan kekuatan anehmu itu! Terima perjodohan ini atau kau tak boleh menyukai seorang lelaki lagi!!" Minho membuang muka ketika mendengar amukan Ayahnya.

"Maafkan aku karena telah menjadi anak yang pembangkang Ayahanda Raja, jangan salahkan aku jika aku tak ingin kembali ke rumah," ucap Minho yang terdengar seperti pamitan.

"Kau tak bisa kabur dengan mudahnya, Lee Minho!"

Minho hampir kecolongan ketika Ayahnya sudah menggumamkan sesuatu, dirinya dengan cepat dan reflek langsung menyentak, "Stop!"

Dan tubuh Raja Lee pun tak bisa digerakkan sedikitpun, bahkan untuk sekedar membuka mulut pun rasanya sangat sulit.

Kekuatan yang Minho sembunyikan mati-matian akhirnya harus ditunjukkan juga. Agar Ayahnya tak kembali protes dan memarahinya, Minho langsung pergi dari istana.

"Kak Ino.."

Mata Minho yang perlahan bergetar menoleh ke arah anak tangga, dimana Adik kecilnya yang tengah berjalan menuruni anak tangga itu satu persatu, sembari menatapnya dengan sendu.

Dia Lee Felix, Adik kesayangannya yang terpaksa ia amanahkan pada Changbin, sang bodyguard yang bertugas menjaga Felix.

"Kakak mau pergi lagi, ya?"

"Nggak kok, Felix mau apa? Sini bilang sama Kakak!" seru Minho yang langsung membuat Felix kesenangan.

"Beneran? Kalo gitu Felix pengen jalan-jalan berdua sama Kakak! Tanpa bodyguard, boleh ya?" pinta Felix penuh harap.

Changbin dan Jae dibelakang mereka saling menatap satu sama lain dengan khawatir. Takut-takut jika Minho mengikuti permintaan Adiknya.

"Apapun untuk Adikku tersayang.."

Jae menatap Changbin sejenak lalu memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf Pangeran, apa anda yakin tak ingin dalam pengawasan kami? Kami takut sesuatu yang buruk terjadi pada kalian nanti."

Minho menatap Jae sembari tersenyum tipis, "Tak usah khawatir, aku sudah dewasa dan bisa menjaga Adikku sendiri."

"... Oh iya, Kak Jae udah tau rencanaku 'kan? Kumohon, jangan susul aku ke Korea dan pura-pura gak tau aja ya? Kakak jaga aja Felix bareng Changbin, kayak Kakak jaga aku dari kecil," lanjut Minho dengan bahasa yang tak dipahami Changbin dan Felix.

"J-jika itu yang anda mau, akan saya laksanakan."

"Kakak ngomong apa sama Kak Jae? Kok Felix nggak paham?" tanya Felix lugu.

"Oh, Kakak lagi ngomongin sesuatu aja, Kakak pengen bikin surprise buat orang kesayangan Kakak, soalnya dia selalu bikin Kakak pengen ngejaga dia dan bikin Kakak sayang banget sama dia. Udah ah, ayo kita pergi!"

Minho merangkul sang Adik lalu berjalan keluar istana. Matanya diam-diam melirik ke belakang, tepat ke arah Changbin dan Jae.

"Jangan lupa!" ucap Minho tanpa suara, yang untungnya dipahami oleh kedua orang itu.

...

"I-ini game yang selama ini Felix pengenin? Siapa yang beliin? Gak mungkin Ayah 'kan? Aku aja gak berani minta barang semahal ini ke Ayah," oceh Felix sembari melirik dan meraba barang itu.

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang