[Vingt cinq] Malaikat (Tak) Bersayap

78 17 8
                                    

Baca sampai akhir ya, say(◠‿・)—☆

...

  "Curang ih, masa Ino gak punya sayap kayak Hannie," rengek Minho yang sedang duduk dipojokan sembari memeluk lututnya, tak lupa dengan bibir yang dikerucutkan.

  Jisung dengan iseng kembali mengeluarkan sayapnya yang berwarna hitam dan hendak terbang kembali. Jisung kira Minho akan semakin merengek, namun ternyata kekasihnya itu pergi.

  Dengan cepat Jisung terbang ke arah Minho, memeluknya dari belakang lalu membawanya terbang. Minho yang tak siap tentu berteriak histeris, "Turunin, ih! Maaf, Ino gak bakal kabur lagi, janji!"

  Setelah Jisung benar-benar telah menginjak tanah, Minho membalikkan badannya ke arah Jisung dan memeluknya dengan erat. Jisung tanpa rasa curiga membalas pelukannya.

  Beberapa detik kemudian Minho mencubit pinggang Jisung hingga membuat empunya terkejut dan melepaskan pelukannya, "Eh eh, kok nyubit? Lepasin gak? Akh, sakit! Ino, maafin Hannie."

  Minho menggeleng dengan muka yang tertekuk sebal. Ia merengek, "Pokoknya gak mau tau, aku yang ngasih kamu kekuatan aja gak punya sayap masa kamu punya?!"

  Entah kenapa rasa sakitnya kini tak lagi terasa bagi Jisung, karena terlalu fokus pada raut wajah Minho yang sangat menggemaskan, juga.. manis?

  "Malah ngelamun ih." Karena kesal, Minho semakin mengencangkan cubitannya yang membuat Jisung merintih sembari meminta maaf.

  Setelah Minho melepas cubitannya, Jisung mengusap pinggangnya sembari menatap Minho yang masih kesal, "Dih, kok ngambeknya sama Hannie? Hannie mana tau bakal punya sayap gini."

  "Bodo! Pokoknya kalo Ino gak punya sayap juga, Ino mogok ngomong sama Hannie," ketus Minho, ia membalikkan badannya membelakangi Minho dengan kedua tangan yang dilipat didepan dadanya.

  "Yakin si cantik mau mogok ngomong sama pacarnya yang ganteng ini?" Jisung berjalan ke hadapan Minho, tersenyum menyebalkan sembari mencolek dagu Minho.

  Minho tak kuat menahan senyum ketika Jisung memanggilnya dengan sebutan itu. Jisung kembali berkata, "Gak usah ge-er dulu, orang aku manggil kucingnya Kak Tzuyu."

  Minho mendatarkan ekspresinya. Tak segan-segan ia menendang tulang kering Jisung lalu pergi, "Bodo, aku mau pulang aja lah."

  "Mau pulang kemana, hm? Emang masih tinggal di apartemennya Kak Jae?" Pertanyaan Jisung membuat Minho menghentikan langkahnya dan semakin kesal sekaligus malu.

  Minho menghampiri Jisung dengan kaki yang dihentakkan. Ia mendorong tubuh Jisung hingga jatuh telentang di atas rerumputan, duduk tepat di atas pahanya, mengangkat tangannya yang terkepal dan hendak---

"Eits, mau ngapain?"

  Minho dengan kesal menjawab, "Menghancurkan masa depanmu." Dan tepat sebelum Minho melakukan aksinya, Jisung dengan cepat membalik keadaan. Dengan dirinya yang kini berada diatas tubuh Minho.

"Sebelum kamu---"

Cklek~

"Jis--- eh, maaf!"

  Jisung berdiri dan menatap orang yang baru saja memanggilnya, yang ternyata telah pergi. Minho ikut berdiri dan mendorong bahu Jisung hingga dirinya hampir terjatuh lagi.

"Dendam banget keknya sama aku."

"Lagian, Hannie pelit!"

"Ya terus, cantik mau apa? Hannie bakal kasih kok."

[01] Bonjour, Prince! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang