EXTRA CHAPT-1

12K 1.5K 443
                                    

Rindu umbi?

HAPPY READING!!
🌹🌹🌹

11.00 WIB,
Siang hari pada pukul tersebut sudah dipastikan sampai dimana matahari naik lebih tinggi. Panasnya yang begitu terasa ditambah dengan keadaan kota besar seperti biasa terlihat begitu ramai dan bersama dengan jalanan yang begitu macet.

Disebuah taman belakang sebuah universitas, duduklah sepasang kekasih dibawah pohon pinus.

Mereka berdua terlihat begitu menikmati setengah kesejukan yang terasa, dengan ekspresi yang berbeda. Dimana sang perempuan yang duduk sembari tersenyum tipis, sedangkan lelaki di sebelahnya tanpa ekspresi sedikitpun.

"Ta, gue pergi bentar, ya." Alysia Bianca Zackly, perempuan cantik yang kerap dipanggil Lyanca itu berucap sembari beranjak dari duduknya, membuat sang kekasih yang tak lain adalah Attaya Athanaron Enceladus atau Atta yang masih duduk langsung mendongak menatapnya.

"Mau kemana?" Tanya Atta, datar.

Lyanca tersenyum miring, "cari pacar baru. Yang ini udah jadi cuek," jawabnya bercanda.

Namun siapa sangka, candaan-nya itu malah dianggap serius oleh sang Ketua Wintiash yang masih tetap menjabat sampai sekarang itu.

Tatapan matanya langsung menajam diikuti dengan uluran tangannya yang menarik kuat tangan Lyanca sampai gadis cantik itu jatuh terduduk dipangkuannya.

"Berani?" Satu pertanyaan yang terdengar lebih datar dari sebelumnya.

"Berani, gak berani itu urusan gue. Sekarang ingat apa yang harus lo ucapkan setelah melakukan hal ini-" Lyanca menggantung ucapannya sembari mengangkat tangannya yang masih digenggam kuat oleh Atta.

Atta tersentak, matanya lalu mengerjab beberapa kali.

"Maaf," ucap Atta pelan diikuti dengan elusan lembut di pergelangan tangan Lyanca yang memerah.

"Maaf," ucap Atta sekali lagi. Kepalanya tertunduk dalam membuat Lyanca tersenyum miring.

"Maaf buat apa?" Tanya Lyanca mengangkat alis kirinya.

Atta mencium lembut tangan Lyanca tepat pada nadi perempuan itu. "Maaf udah nyakitin lo," jawabnya terdengar lirih di telinga Lyanca.

Gadis cantik yang berstatus sebagai pacar Atta itu tersenyum manis. Tangannya lalu terangkat mengelus lembut pipi Atta kemudian beralih merapikan rambut lelaki itu.

"Anda saya maafkan, tuan Atta-ku sayang. Karena ini untuk pertama kalinya, tapi gue gak mau kejadian kedua terjadi, mengerti?" Atta mengangguk sekali.

"Oke, sekarang saya sebagai princessnya seorang Attaya akan menjawab pertanyaan pertama yang telah diajukan tadi," ujar Lyanca mengalungkan lengannya dileher Atta.

Tersenyum lembut, Atta ikut melingkarkan lengannya dipinggang Lyanca sambil bertanya kembali. "Mau kemana?"

Lyanca mengangguk dengan senyuman manisnya. "Iyups, dan ini jawabannya. Gue mau pergi beli minum dulu, ya. Lo tunggu disini dan jangan kemana-mana, oke?"

"Biar gue aja," jawab Atta tidak seperti ekspetasi Lyanca membuat perempuan itu langsung menggeleng kuat.

"No! Lo harus ingat perjanjian kita," tolak Lyanca mentah-mentah.

"Huft," Atta menghembuskan nafas kasar mendengar penolakan perempuan itu apalagi sudah mengungkit pasal perjanjian mereka.

Dia sangat-sangat keras kepala.

"Apa perjanjiannya, Atta?" Tanya Lyanca seolah mengingatkan pada Atta.

"Tidak ada larangan untuk apa yang ingin kita lakukan terkecuali jika sudah berlebihan atau mengancam tandasnya hubungan," jawab Atta terdengar malas.

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang