EXTRA CHAPT-4

8.7K 1.5K 747
                                    

Jangan lupa pencet bintangnya, Stasy🖤
Komen juga, ya🖤
_______________________________________

HAPPY READING!!
🌹🌹🌹

"UMBI KU SAYANG!!" Teriakan itu menggelegar saat Umbriel dengan Atta telah sampai di Amerika, tepatnya di Bandara Internasional Los Angeles.

Di depan sana, berdiri seorang lelaki tampan yang beberapa kali menemani Umbriel saat dirinya tengah berada di Yunani seperti yang dia katakan pada Bunda, keluarga Ariel dan lainnya sebelum akhirnya menghilang entah kemana.

Umbriel terkekeh pelan, tangannya ikut terbuka dan membiarkan lelaki didepannya itu masuk kedalam pelukannya.

"Rindu banget, gila!"

Ayres lelaki tampan yang tentu saja berperan sama seperti Umbriel yaitu calon-calon dokter muda nampak begitu bahagia melihat sepupunya ini.

Dapat terbaca dari matanya sebuah kerinduan mendalam untuk Umbriel yang sudah sangat dia sayang. Padahal mereka hanya tidak bertemu untuk beberapa bulan kemarin, namun mengingat bagaimana dekatnya mereka, maka sudah tidak aneh lagi jika Ayres akan bertingkah seperti itu.

"Gue juga, gimana keadaan Fara?" Balas Umbriel sembari bertanya dan melepaskan pelukannya secara perlahan.

Ayres tersenyum lebar. "Lo tau gimana perjuangan dia selama dua tahun ini, jadi sekarang kita akan lihat bagaimana hasil dari semua perjuangan itu. Dia sudah memperlihatkan reaksi yang bagus untuk setiap kejutan yang diberikan oleh Daddy," jawabnya sembari mengingat bagaimana perempuan pengidap androphobia yang dia jadikan sahabat saat awal dia koma.

"Baguslah, gue sedikit khawatir soalnya gak dengar kabar tentang dia beberapa minggu ini. Tapi setelah dengar penjelasan lo tadi, hati gue akhirnya bisa sedikit tenang. Gue terlalu takut sesuatu yang buruk terjadi ke dia," ekspresi sedih yang terpancar dari wajah Umbriel bisa menjadi saksi bagaimana sayangnya dia pada Faranissa, putri satu-satunya dari keluarga Edzard.

Dia pernah menjadi saksi mata bagaimana sulitnya Fara yang harus melawan tiga fobianya dan sekarang dia pula yang menjadi saksi langsung atas perjuangan keras perempuan itu agar sembuh setelah tragedi penusukan Kristiani dua tahun lalu.

Kejadian yang sedikit menimbulkan trauma dalam diri Umbriel karena terjadi di hari yang sama dimana keempat sahabatnya selesai dimakamkan.

"Yaudah, yok langsung kesana. Gue juga udah lama banget gak jenguk dia," suara Atta terdengar berseru membuat Ayres menoleh kearahnya dan menaikan sebelah alisnya. "Lah, lo juga ikut? Ngapain disini?"

"Anak anjing! Gue dari tadi disini, Res. Biadab lo, ya, sok-sok an gak liat gue! Gue sumpahin buta beneran tau rasa lo," kata Atta dengan sumpahnya pada Ayres yang langsung dibalas kekehan kecil dari lelaki itu.

"Ya  lo kek jelankung, Ta!" Sahut Ayres. Matanya menatap aneh kearah Atta yang langsung ikut menaikan alis kirinya, membalas tatapan yang tidak dia sukai itu. "Udah datang kagak ada yang ngundang, sekarang ngebacot gak jelas lagi. Ck, ck, ck, inilah tingkah seorang Attaya, si monkey dari Wintiash!"

Mendengar itu, sontak dengan gerakan refleks, Atta langsung melayangkan tangannya memukul kepala Ayres yang membuat lelaki itu membelalakan matanya bahkan Umbriel yang masih berdiri manis disitu-pun langsung tertawa terbahak-bahak.

"Mampus, lo, Res, hahaha!!" Tangan Umbriel memukul-mukul dada Ayres. Dia merasa sangat lucu dengan ekspresi lelaki itu yang menurutnya sangat menggelikan.

Melihat Umbriel tertawa lepas seperti itu, Atta pun langsung ikut tersenyum. Sudah lama sekali, bukan, dia tidak melihat tawa selepas itu dari kembarannya ini. Selain karena kematian Farzan, Umbriel juga sempat berubah karena dendamnya pada Gario.

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang