SIXTY FIVE

10.5K 1.3K 540
                                    

65.  Dia yang berjuang dia pula yang gugur dengan senyumnya🙂🥀
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

HAPPY READING!!
🥀🥀🥀

Masih pada malam yang sama dimana sekarang dikumpulkannya semua ketua geng terkecuali Aleko tentunya yang entah sekarang tengah berada dimana dan ada apa yang terjadi padanya. Mereka semua tidak peduli akan hal itu karena ada yang lebih penting dari itu semua.

Para lelaki yang duduk masih dalam keterdiaman mereka itu seakan sungkan untuk mengangkat suara mereka, yang mereka lakukan hanyalah menunduk, dan memikirkan apa yang baru saja tejadi sembari sesekali mendongakkan kepala memperhatikan Umbriel yang tengah mengobati kembarannya.

Dibalik semua yang terjadi malam ini, mereka sadar jika ternyata ada sesuatu dibalik sesuatu yang telah disembunyikan oleh seseorang serta ada topeng lama yang baru saja terbuka dengan diserangnya Atta sang ketua Wintiash tadi.

Sungguh disayangkan jika dia adalah seseorang yang juga dekat denganmereka, bahkan seseorang yang sudah dipercaya oleh sang ratu Wintiash, Umbriel.

Adalvino yan merupakan Ketua dari Sweki mengacak kasar rambutnya dan melempar gelas yang sedari tadi dia pegang kearah dinding sampai pecah tak berbentuk lagi.

Semua orang yang ada disitu terkejut, dengan serempak mereka menatap Adalvino dengan raut wajah bertanya namun itu tak berlangsung lama. Karena pada saat mereka melihat wajah Adalvino yang nampak begitu frustasi mereka semua langsung menetralkan kembali raut wajah masing-masing.

Mereka tau apa yang dirasakan lelaki itu sekarang.

"SIBANGSAT!! Kenapa harus berkhianat coba?! Anjing lah tuh anak!! Setan!!" Umpat Adalvino yang terdengar meracau.

Keadaannya sekarang sedang tidak baik-baik saja, bagaimanapun Aleko itu sepupu sekaligus sahabatnya, jadi jika Aleko seperti itu maka orang yang paling merasa bersalah adalah dirinya. Bahkan saat dia mengetahui jika Atta diserbu oleh Aleko tadi, dia langsung meminta maaf tanpa berhenti.

Umbriel yang telah selesai merapikan kotak P3K nya pun langsung beranjak dan menghampiri Adalvino. Wajah lelaki itu tertunduk, membuat senyum tipis di bibir Umbriel terbit. Tanpa mereka semua duga, Umbriel malah mengetuk kepala Adalvino dengan ujung kotak P3K sampai lelaki itu meringis dan langsung menatapnya.

"Kenapa lo-"

"Merasa bersalah atas apa yang dia perbuat?" Tanya Umbriel dengan tatapannya yang begitu santai. "Kenapa harus kek gitu?"

Mendengar pertanyaan Umbriel sontak Aleko mengerutkan dahinya, "he is my cousin and my best friend. There's no way guilt doesn't arise when he does that to someone who has become a new friend to all of us. He even attacks Atta."

"Sebenarnya perasaan itu hanya membodohi lo saja dengan apa yang akan dia lakukan kedepannya. Sebaliknya, kalo emang lo masih menganggap dia sebagai sahabat, rencanakan sesuatu yang bisa kita semua gunakan agar menarik kembali babu gue itu dari pengawasan si jalang buatan," ucap Umbriel dengan begitu meyakinkannya dan berhasil membuat Adalvio sedikit tersentak.

Ketua dari Sweki itu terdiam memikirkan perkataan Umbriel dengan begitu baik. Perempuan yang merupakan mata-mata dari Wintiash itu memiliki otak yang sangat cerdik untuk bagian memilah setiap rencananya. Pasti dia tengah tau sesuatu sampai dirinya terlihat begitu santai.

Pada saat mulutnya terbuka hendka bersuara lagi, Adalvino kembali tersadar akan satu hal. Bukankah ekspresi Umbriel memang seperti itu setiap harinya? Santai dan terlihat tidak peduli dengan sekitarnya. Apalagi semenjak perginya sang pemilik hati.

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang