《¡ TWENTY ¡ 》

15.6K 1.6K 80
                                    

HAPPY READING!!
🍃🐾🍃
_________________________________________

Di sebuah ruangan yang sangat gelap dan hanya di terangi dengan cahaya matahari yang masuk melalui sedikit celah dari jendela yang terbuka setengah.

Ariel, lelaki yang semalam baru saja kemakan akan rencananya sendiri kini tengah duduk di atas kasurnya sambil memikirkan masalah semalam dimana dia meminum anggurnya dan dengan tiba-tiba kepalanya sakit, setelah itu... hilang. Dia tidak mengingat apapun.

Namun, sebelum matanya tertutup sempurna, dia sempat melihat Umbriel yang tersenyum penuh kelicikan. Itu benar bukan? itu bukan hanya sebuah mimpi bukan? Jika iya, bagaimana itu bisa terjadi? Apa perempuan itu bisa mengetahui semua tentang rencana mereka semalam?

Itu berita yang buruk. Permainan ini akan berakhir dengan cepat jika seperti itu.

"Sshh,"

Ariel memegang kepalanya, memikirkan semua itu seketika membuat kepalanya semakin sakit. Dengan perlahan, lelaki itu menurunkan kakinya dari kasur sampai menyenth lantai kemudian beranjak dan berjalan keluar dari  kamarnya.

Kesunyian tanpa adanya suara kini menyambunya saat dia berjalan ke arah dapur. Ariel sekarang tengah berada di apartemennya, dia tidak akan berani pulang ke rumahnya jika dalam keadaan mabuk. Bisa-bisa mati dia di bunuh oleh sang Bunda. 

Setelah mengaambil air dari dalam kulkasnya, Ariel lalu berjalan ke ruang depan dan mendudukkan dirinya di sofa tepat depan televisi.

"Kalo senyum semalam bukan mimpi, berarti lo ada keterlibatan dalam Wintiash. Is that right?" Gumam Ariel pelan, tangannya mengambil handphone yang berada di atas meja dan beberapa kali berdering karena panggilan masuk dari seseorang.

Albytch

Huh, menghembuskan nafas kasar, Ariel akhirnya mengangkat panggilan tersebut walaupun dia tau apa yang akan terjadi nantinya.

"Halo? Ariel? Nak iblis?" Sapa Alby, suara lelaki itu terdengar seperti tengah berbisik. Bisa Ariel tebak jika mereka berada di sekolah.

"Lo di Apart kan?"

"Hmm,"

"Gue sama yang lain mau kesana. Mau dibawain makanan gak?"

Mendengar penuturan Alby langsung membuat Ariel tersenyum tipis. Sahabat yang sangat baik.

"Bawain gue nasi goreng."

"Oke. Tunggu ye, entar lagi kita kesana."

Setelah mengatakan hal tersebut, Alby lalu memutuskan panggilan itu secara sepihak dan membuat Ketuanya disini hanya bisa menghembuskan nafasnya sambil memijat pelan kepalanya yang masih terasa sakit.

"Obat?" Gumam Ariel yang mulai teringat sesuatu. Senyumnya mengembang bak iblis yang baru saja mendapatkan mangsanya.

"I got you, baby."

***

Di tempat lain tepatnya di dalam kelas, Umbriel duduk dengan begitu santainya sambil menaikkan kedua kakinya ke atas meja dengan jaket Aksa yang menjadi penutup untuk paha nya agar tak terlihat karena roknya yang pendek.

Perempuan itu mengingat kejadian semalam saat dirinya membalikkan semua permainan sang ketua Demonfier dan melumpuhkan salah satu anggotanya. Permainan mereka sungguh indah bahkan membuatnya ingin terus berada di dalam nya.

Dia memang tidak suka akan drama, namun jika ingin menyelesaikan semua ini maka dia harus tetap ikut bermain pada apa yang sudah lelaki tersebut mulai bukan?

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang