SEVENTY-EIGHT

11K 1.3K 659
                                    

Monggo didengerin lagunya☝️

HAPPY READING!!
🗿🗿🗿

Kembali pulang dengan membawa kemenangan untuk yang kesekian kalinya, para anggota FIOTH meramaikan sunyinya malam pada pukul 23.53 WIB dini hari yang mana bendera kebanggaan mereka berkibar dipegang oleh beberapa anggota entah ditengah maupun dibelakang, serta lagu yang dinyanyikan dengan begitu keras.

Umbriel, sang Ratu dari FIOTH yang berada paling depan saat ini hanya bisa terdiam dengan wajah datarnya tanpa memperdulikan para anggota bahkan Atta yang beberapa kali memanggilnya.

Beberapa alasan memang yang menjadi inti dari penyerangan itu, antara lain yaitu tentang kematian Farzan yang masih terus menghantui pikirannya.

Beribu rasa bersalah masih terus hinggap di hatinya.
Jika dia tidak memulai permainan ini maka Farzan tidak akan pergi.
Jika dia tidak pernah mencintai Farzan maka Farzan akan bahagia bersama seseorang yang lebih baik darinya.

Ini semua memang terjadi atas keegoisannya, bukan?

Tidak ada yang bisa disalahkan selain dirinya, dan apakah perlu dia pergi menyusul lelaki itu?

Tidak!

Netra baby blue yang tadinya terlihat tidak ingin berpindah arah tatap langsung memutar menatap kearah Atta yang berada disebelah kirinya.

Umbriel memiliki Atta, Ayah, Bunda, keluarganya yang lain serta para sahabat yang akan sangat hancur jika dirinya pergi.

Dia sadar akan hal itu, maka dari situ dia tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh.

"Mbi, maafin gue."

Satu kalimat yang mengubah semua dunia Umbriel akibat terus berputar diotaknya.

Semua orang tau, bukan, siapa orang dibalik kata-kata itu.

Dia pergi membawa bintangnya dan tidak akan kembali seperti biasanya lagi.

Sang Fajar yang tidak lagi berwarna.

Memegang dada kirinya, Umbriel merasakan sesak sedikit menyakitinya saat ini.

Atta yang berada disisi kiri perempuan itu dan masih setia bercanda ria dengan teman-temannya di malam yang sunti itu pun kembali menatap sang kembaran.

Kedua alis Atta berkerut dibalik helm yang dia kenakan. Tanpa banyak basa-basi, Atta langsung semakin mendekatkan motornya kearah Umbriel.

"Lo kenapa?" Atta melihat bagaimana mata tajam itu menatap lurus kedepan seakan tengah menahan sesuatu di dadanya.

"Ta, jangan ikutin gue!"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, motor Umbriel melaju dengan kecepatan diatas rata-rata meninggalkan rombongannya membuat mereka semua dengan serempak menatap kepergiannta tanpa bisa dikejar lagi.

Berbagai jenis motor yang dikendarai para anggota FIOTH berhenti mendadak.

"Umbi kenapa, Ta?" Davie melepas helm-nya memperlihatkan ekspresi khawatir begitupun dengan semua teman-temannya yang lain.

"G-gue gak tau. Dia tadi megang dadanya dan setelah itu langsung pergi gitu aja," Atta mengusap kasar wajahnya.

"Dia ada bilang sesuatu?" Tanya Syam pada Atta yang dibalas anggukan kepala dari lelaki itu. "Karena tadi berisik, gue gak tau ini benar apa, gak. Tapi dia bilang, "jangan ikuti gue!" Setelah itu langsung gas pergi,"

Mendengar pernyataan Atta, semua mata dari kelima Inti geng besar itu langsung menyipit curiga.

"Jangan bilang di-"

PRITI : StrategiespielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang