Hening.
Tak ada satu pun yang berani membuka suara diantara mereka. Akan tetapi, mereka sangat penasaran dengan kelanjutan cerita dari gadis dan mereka memilih untuk bungkam.
Salsa yang mengerti dengan rasa penasaran para sahabatnya itu pun menceritakan kejadian kemarin.
"Kemarin, gue sama Afnan ke toko buku. Pas mau pulang, kita ngeliat Bang Sean mau masuk ke dalam toko buku," cerita Salsa membuat salah satu di antara mereka menegang. "Tapi..." jedanya.
"Tapi apa?" tanya Ifah yang sudah penasaran.
Salsa menatap wajah sahabatnya satu per satu. "Dia nggak sendirian. Dia datang sama seorang gadis sambil ngerangkul pinggang gadis itu," lanjut Salsa.
"Serius lo?" tanya Dico, memastikan pendengarannya.
"Iya,""Hm... mungkin adiknya kali," alibi Nada, menenangkan Salsa.
"Kayak nya bukan deh. Adiknya Bang Sean itu masih SMP dan gue tau gimana adiknya," sanggah Salsa, kemudian menghela napasnya.
"Tenang, Sa," ujar Elina, kemudian mengelus pundak Salsa dengan pelan.
"Lo ngeliat wajahnya nggak?" tanya Dico yang dibalas gelengan oleh gadis itu.
"Jadi siapa dong tuh cewek? Atau jangan-jangan sepupunya kali," sahut Ifah.
"Yang gue tau, sepupunya Bang Sean nggak ada di Jakarta," balasnya.
"Iya juga ya. Walaupun sepupu, dia nggak bakal sampai meluk pinggang gitu," celetuk Ifah.
"Kak Anjel kali," sahut Dico, mendapat jitakan dari Zaid.
"Bukan," timpal Salsa.
"Jadi, siapa dong?" tanya Ifah lagi.
Salsa menggeleng pelan, pertanda kalau ia tidak tahu.
"Istrinya kali," celetuk Dico membuat Salsa terdiam.
"Bukan istri juga kali," sahut Elina, ketika melihat Salsa yang terdiam.
"Gue cuma nebak ye," timpal Dico. “Siapa tau beneran,” ucapnya dengan santai.
"Tebakan lo nggak masuk akal, Dico," geram Ifah, kemudian mengkode Dico untuk melihat ke arah Salsa yang terdiam.
Dico yang melihat itupun tersadar bahwa ucapannya salah, "Hehehe, maaf, maaf. Gue cuma bercanda kok," ucapnya sambil mengangkat dua jari tangannya membentuk V.
"Kenapa nggak lo samperin mereka?" tanya Nada yang sedari tadi hanya menyimak, untuk mengalihkan pembicaraan tadi.
“Gue nggak berani. Perasaan gue benar-benar campur aduk," jawab Salsa sambil menatap dalam Nada, membuat yang ditatap terhenyak.
"Iya, kita ngerti gimana perasaan lo. Tapi lo harus tenang, Sa. Ingat! Kalau jodoh itu nggak akan kemana kok," sahut Zaid yang sedari tadi menyimak.
"Lagipula lo terlalu baik buat cowok kayak dia, Sa," celetuk Dico membuat mereka menatap tajam laki-laki itu. "Apa? Gue memang benar, kan?" tanyanya pada mereka.
"Iya, kali ini gue setuju sama Dico," sahut Ifah mendapat raut wajah tak percaya dari mereka.
"Tuh kan, Ifah aja setuju sama gue" celetuk Dico.
"Sa, lo itu bisa dapetin yang lebih dari Bang Sean," sahut Ifah membuat Salsa terdiam.
"Yang di bilang Dico dan Ifah benar, Sa. Lo itu baik, soleha, cantik, pintar lagi. Kalau Bang Sean nggak milih lo, berarti Bang Sean nya yang salah pilih," timpal Elina dengan kekehan diakhir kalimat membuat suasana yang tadinya tegang sedikit mencair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Husband✔
General FictionAisyah Salsabila Azhari, gadis yang kerap disapa Salsa, merupakan mahasiswi Teknik Lingkungan semester 7 di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Salsa merasa permasalahan kisah cintanya rumit. Kenapa begitu? Karena belum selesai masalahnya deng...