"Kamu kenapa teriak gitu, Dek?" tanya Rayyan, ketika sadar dari syoknya.
Salsa tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Rayyan. Ia justru menatap datar Faris.
"Pa, apa benar Sa udah nikah sama Althaf? Dan karena itu, Papa nolak lamaran bang Sean?" cecar Salsa membuat mereka semua menegang.
"K-kamu tau dari mana, Dek?" tanya Rayyan dengan terbata-bata.
"Jawab, Pa!" desak Salsa dengan emosi yang tertahan.
"Sa, tenang dulu. Lo nggak boleh emosi kayak gini," ucap Elina yang sedari tadi sudah berdiri di belakang gadis itu.
"Gue nggak bisa tenang, El! Ini menyangkut masa depan gue," seru Salsa.
"Iya, gue tau, tapi lo jangan kebawa emosi. Kita bisa bicarain ini baik-baik. Sekarang, lo duduk dulu ya," ucap Elina dengan sabar.
Salsa menghela napasnya panjang, kemudian mendudukkan dirinya di sofa diikuti para sahabatnya.
“Pa, kenapa diam aja? Segitu susahnya ya jawab pertanyaan Sa?” cecar Salsa, karena tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaannya.
“Dek, biar Abang aja ya yang jelasin,” ucap Rayyan, berharap Salsa mau mendengarkannya.
Salsa menggeleng tegas. “Nggak, Bang! Sa mau dengar langsung dari Papa!” serunya dengan serius. “Sa mohon, Pa, tolong jelasin semuanya,” pinta Salsa.
“Papa akan jelasin semuanya Sa, tapi kamu harus dengarin penjelasan Papa sampai selesai! Jangan kamu potong, oke?” ucap Faris yang sedari tadi bungkam. Salsa mengangguk kecil sebagai jawaban. “Papa nggak tau gimana reaksimu setelah mendengar penjelasan ini. Tapi Papa harap, kamu bisa menyikapinya dengan dewasa,” ucapnya lagi sebelum menjelaskan segalanya kepada Salsa.
Faris tampak menghela napasnya panjang, sebelum menjelaskan segalanya kepada putrinya.
“Dua tahun yang lalu, Sean datang sendirian ke rumah untuk meminta izin menjadikan kamu sebagai pendamping hidupnya. Dan Papa nolak niat baik Sean, meskipun Papa tau kalau kamu juga ada perasaan dengannya,” ucap Faris.
Semua orang yang berada di sana terdiam saat mendengar ucapan Faris, terutama Salsa.“Papa nolak Sean karena kalian masih labil, Sa. Waktu itu, kamu masih 18 tahun, dan Sean 19 tahun. Kalian sedang fokus belajar untuk meraih cita-cita. Menikah di umur segitu nggak mudah, karena emosi kalian belum stabil. Kalian belum siap untuk menjalani beban dan tanggung jawab yang ada dalam pernikahan. Dan dalam pernikahan itu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, sedangkan Sean waktu itu baru aja merintis usaha nya. Sean nggak mungkin sanggup biayain kebutuhan kalian, karena kalian berdua masih sama-sama kuliah,” jelas Faris penuh penekanan.
Faris menatap lekat putrinya. “Nggak hanya itu, Papa juga punya alasan lain, Sa. Papa udah jodohin kamu dengan anak sahabat Papa, dan laki-laki itu adalah Althaf. Papa jodohin kamu dengan Althaf karena Papa yakin dia bisa membimbing kamu dengan baik,” ungkap Faris dengan tenang.
Salsa semakin terdiam, saat mendengar semua kebenaran yang disembunyikan dari nya selama ini.
“Kedatangan Althaf dan abinya beberapa bulan yang lalu ke rumah bukanlah untuk sekedar bahas bisnis, tapi juga mempersunting kamu menjadi istrinya Althaf. Dan di hari kedatangan mereka juga, kamu dinikahkan dengan Althaf tanpa sepengetahuan kamu,” ucap Faris, membuat Salsa mencengkram ujung jilbabnya.
“Kamu... kamu udah sah menjadi istrinya Althaf, Sa,” telak Faris.
“Dan cincin yang kamu pakai, itu cincin pernikahan kalian,” timpal Hana. “Maafin kita Sa, maafin kita karena udah ambil keputusan besar tanpa melibatkan kamu. Kita hanya ingin yang terbaik buat kamu, Sa,” ucap Hana yang sedari tadi diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Husband✔
General FictionAisyah Salsabila Azhari, gadis yang kerap disapa Salsa, merupakan mahasiswi Teknik Lingkungan semester 7 di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Salsa merasa permasalahan kisah cintanya rumit. Kenapa begitu? Karena belum selesai masalahnya deng...