Setengah jam kemudian, mobil Afnan memasuki halaman rumah Elina. Ia pun keluar dari mobil dan segera memasuki rumah.
"Assalamu'alaikum," ucap Afnan ketika memasuki rumah itu.
"Wa'alaikumsalam," balas mereka semua yang sedang duduk di atas karpet. Tempat biasa mereka mengerjakan tugas.
"Lama banget kamu, Nan," dumel Salsa ketika melihat Afnan baru tiba.
"Maaf, tadi urusan nya agak lama," balas Afnan kemudian duduk diatas karpet itu, seperti yang dilakukan para sahabatnya.
"Urusan apa?" tanya Dico yang penasaran.
"Kepo," balas Afnan dengan singkat.
"Ish, gue kan cuman nanya," sinis Dico.
"Nggak peduli!"
"Serah lo deh," ucap Dico yang kali ini mengalah.
"Ya udah, berhubung Afnan udah ada, gimana kalau kita mulai sekarang aja?" tanya Nada yang disetujui oleh para sahabatnya. "Gue udah buat list bagian tugas masing-masing, kerjain itu. Kalau udah, kirim ke Salsa langsung biar dia yang susun. Gimana, Sa?"
"Oke," ucap Salsa.
"Semua paham?" tanya Nada yang dibalas anggukan oleh mereka.
"Waktu pengerjaan dimulai dari sekarang," perintah Nada.
Mereka pun langsung mengerjakan tugas yang sudah dibagikan tadi dengan serius. Keadaan berubah menjadi hening. Semua itu dikarenakan mereka yang terlalu fokus mengerjakan tugas masing-masing. Tak ada percakapan, yang terdengar hanyalah suara tombol keyboard yang saling bersahutan membentuk sebuah melody.
Fyi, kalau sudah urusan tugas menugas mereka sangat profesional. Mereka akan memusatkan seluruh perhatian pada tugas yang mereka kerjakan. Bahkan, kucing yang sedang melintas dihadapan mereka pun tak mereka ketahui.
Beberapa saat kemudian, satu per satu diantara mereka, sudah menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan.
"Guys, udah selesai belum? Kalau udah langsung kirim lewat grup chat kita yang di WA aja," ucap Salsa yang pertama kali menyelesaikan tugas. Mereka pun mengangguk pertanda mengerti dengan perkataan gadis itu.
"Udah gue kirim, Sa," ucap Elina.
"Gue juga," sahut Afnan.
"Gue lagi loading file nya," sahut Zaid.
"Sama," ucap Dico, Nada, dan Ifah.
"Owh, oke," jawab Salsa sambil mengecek pesan yang masuk dalam grup chat mereka melalui laptop.
"Coba lihat udah masuk belum?" tanya Nada pada Salsa.
"Sipp, udah kok," balas Salsa. "Nanti malam gue susun," ucapnya.
"Besok aja juga nggak papa, Sa. Lagipula besok kita nggak ada kelas," sahut Nada.
"Nah itu, karena besok nggak ada kelas, malam ini mau gue selesaiin," ucap Salsa membuat Elina menatapnya jengah.
"Jangan terlalu dipaksain Sa, lo juga butuh istirahat," timpal Elina ketika melihat wajah Salsa yang kelelahan.
"Gue baik-baik aja kok. Kalian nggak usah terlalu khawatir lah," ucap Salsa dengan senyum tipisnya agar mereka percaya bahwa dirinya baik-baik saja.
"Bohong, jelas-jelas lo itu kecapekan, Sa," sahut Ifah dengan sedikit kesal karena Salsa selalu saja begitu. Mengatakan semuanya seolah baik-baik saja, padahal kenyataannya tidak sama sekali.
"Lagian gue heran, kenapa sih lo ngotot banget kalau ngerjain tugas hari itu juga harus selesai?" tanya Elina dengan sangat penasaran pada sahabatnya yang satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Husband✔
Ficción GeneralAisyah Salsabila Azhari, gadis yang kerap disapa Salsa, merupakan mahasiswi Teknik Lingkungan semester 7 di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Salsa merasa permasalahan kisah cintanya rumit. Kenapa begitu? Karena belum selesai masalahnya deng...