PART 7

1.2K 69 0
                                    

Selepas sholat jum'at, suasana di kediaman Salsa sangat berbeda dari biasanya. Semua itu dikarenakan waktu yang sudah lama mereka tunggu-tunggu pun telah tiba, yaitu pernikahan Salsa dan Althaf.

Faris sedari tadi menatap sosok di hadapannya dengan tatapan geli karena sedari tadi sosok itu terlihat gelisah. Bukan hanya Faris, tetapi mereka semua yang berada di ruangan tersebut juga.

Saat ini, keluarga Salsa, keluarga Afnan, Adam, Althaf, Pak penghulu dan tak lupa Pak RT Komplek perumahan tempat Salsa tinggal, berada di dalam mushola rumah tersebut. Sebenarnya bukan hanya ada mereka, tetapi semua keluarga jauh mereka pun akan segera menyaksikan acara sakral ini, meskipun melalui zoom meeting.

Mereka yang menyaksikan melalui virtual antara lain, Umi dan adiknya Althaf, Kakek dan neneknya mereka, Paman dan bibinya mereka, para sahabat-sahabat orang tua mereka dan tak lupa sahabatnya Althaf yang ada di pesantren. Sebentar lagi akad pernikahan antara Althaf dan Salsa akan segera dimulai. Pernikahan yang berbeda dari biasanya karena mempelai perempuannya sama sekali tidak mengetahui pernikahan ini. Karena pada dasarnya, pernikahan ini memang dirahasiakan dari mempelai perempuan.

Saat ini, Althaf sedang duduk dihadapan Faris yang sebentar lagi akan menjadi Papa mertuanya. Perasaannya kali ini sangat gugup karena sebentar lagi ia akan mengambil sebuah tanggung jawab yang sangat besar, yaitu menjadi seorang suami.

"Yang tenang, Al," ucap Faris saat melihat calon mantunya yang sedari tadi gugup.

Althaf yang mendengar ucapan dari calon Papa mertuanya itu pun hanya bisa tersenyum canggung. Adam yang melihat ekspresi putranya pun menepuk pundak putranya dengan pelan.

"Tenang nak, kamu pasti bisa," yakinnya.

"Iya, Bi," ucap Althaf, kemudian menarik napas dan membuangnya.

"Jangan gugup gitu, Al. Baru mau jabat tangan papanya, belum lagi kamu pegang tangan istrimu nanti," goda Rayyan membuat Althaf tersipu malu, mereka pun tertawa melihat ekspresi laki-laki itu.

"Sudah, Ray. Jangan digoda Althaf nya. Kasihan," timpal Rama.

"Haha... maaf ya, Al," ucap Rayyan, kemudian terkekeh pelan.

"Semangat, Mas!" teriak Adik Althaf yaitu Fatimah melalui zoom meeting, dan dibalas anggukan olehnya.

"Apa sudah bisa dimulai, Pak?" tanya Pak penghulu.

"Bagaimana Pak Faris?" tanya Pak RT. Pada pihak keluarga Salsa.

"Bisa, Pak,"

Faris menatap Althaf yang saat ini menatap dirinya juga "Kamu udah siap, Al?"

"Insya Allah siap, Om," balas Althaf dengan yakin.

"Baiklah. Kalau begitu, silahkan julurkan tangan Bapak ke depan dan ucapkan kalimat ijabnya," ucap Pak penghulu yang dimengerti Faris.

Faris menjulurkan tangan kanannya ke depan. Althaf yang melihat itu pun menjabat tangan itu dengan yakin. Pria paruh baya itu dapat merasakan betapa gugup nya Althaf saat ini, ketika tangannya dijabat oleh calon mantunya itu. Faris pun memberikan senyuman hangatnya agar Althaf tidak terlalu gugup.

Sebelum mengucapkan ijab, Faris memejamkan matanya cukup lama. Seketika, ia teringat kenangannya dulu bersama Salsa. Sebagai seorang Papa, tentunya ia merasakan sedih karena harus melepaskan putri kesayangannya.

Sebentar lagi, ia akan melepaskan seluruh tanggung jawabnya pada laki-laki di hadapannya ini. Namun, ia yakin kalau Althaf adalah laki-laki untuk putri kesayangannya, Salsa. Faris mengusap sudut matanya yang sedikit berair, dan mengadahkan kepalanya ke atas agar air matanya tak tumpah.

Secret Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang