PART 19

1K 64 1
                                    

Salsa menatap tenang para sahabatnya dan Sean. Ia berusaha menekan emosinya agar tidak dilihat mereka.

“Gue udah dengar semuanya, dan kalian nggak perlu repot-repot lagi jelasin ke gue,” ucap Salsa yang masih menatap mereka dengan tenang.

Ya, gadis itu sudah mendengar ucapan mereka, bahkan sejak awal. Saat Elina menarik paksa tangannya, Salsa merasa ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Dan benar saja, matanya tak sengaja menangkap Sean yang menghampiri para sahabatnya. Melihat itu, Salsa langsung melepaskan tarikan Elina dari tangannya dan melangkah pelan ke arah sahabatnya. Elina terkejut melihat Salsa berbalik arah ke tempat tadi, dan dia hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya.

Nada menggeleng pelan. “Gue bisa jelasin semuanya, Sa,” ucapnya, saat Salsa berdiri di hadapannya.

“Ternyata, Nada istri lo Bang! Pintar juga lo cari istri,” seru Salsa sambil menatap jenaka Sean.

“Sa,” panggil Afnan, namun dihiraukan gadis itu.

Salsa mengangguk-anggukkan kepalanya. “Btw, gue belum ucapin selamat atas pernikahan kalian loh,” ucap Salsa, membuat mereka semakin lemas. Gadis itu menatap lekat Nada dan Sean. “Selamat atas pernikahan kalian. Semoga pernikahan kalian senantiasa dilimpahi berkah, cinta, kebaikan, dan kebahagiaan. Semoga pernikahan kalian sakinah, mawaddah, dan warahmah,” ucap Salsa dengan tulus membuat Nada berkaca-kaca.

“Maaf ya, kalau gue belum kasih kalian hadiah pernikahan. Nanti, gue kasih deh,” ucapnya semakin membuat Nada merasa bersalah.

Nada menggelengkan kepalanya. “Nggak perlu, Sa,” paraunya.

“Kalian udah kasih selamat sama mereka berdua?” tanya Salsa pada sahabatnya yang lain, menghiraukan ucapan Nada tadi. Ia menatap satu per satu wajah sahabatnya yang memucat, kemudian matanya terbelalak. “Oh iya! Gue lupa kalau kalian udah tau duluan dari gue, pastinya kalian udah ucapin dululan lah.” Salsa menjawab pertanyaannya sendiri sambil terkekeh.

“Sa, kita juga baru tau tiga bulan yang lalu,” jelas Afnan, tidak ingin membuat gadis itu berpikir yang tidak-tidak.

Sejenak, Salsa terdiam. “Tiga bulan yang lalu ya?” beo Salsa. Ia tersenyum miring, kemudian menatap Nada.

“Parah lo Nad! Nggak ngundang-ngundang kita ke acara pernikahan lo,” ucapnya yang pura-pura kesal. “Jangan-jangan lo takut ya, kalau kita buat keributan di acara lo?” tuduh Salsa.

“Nggak gitu Sa,” timpal Nada. “Dengerin gue dulu-”

“Nggak Nad! Nggak mungkin kita buat keributan di hari bahagia lo, karena kita SAHABAT,” potong Salsa dengan nada penuh penekanan. “Kenapa wajahnya pada tegang sih?” tanya Salsa, saat melihat wajah para sahabatnya tegang. “Seharusnya kalian itu contoh Bang Sean yang dari tadi biasa aja. Iya kan, Bang?” celetuk Salsa dengan santai. Sedangkan yang ditanya hanya diam saja.

Afnan menghela napas panjang. “Sa,” panggilnya.

Kali ini Salsa menoleh. “Iya?” jawab Salsa dengan senyum tipisnya. Mereka semua tahu, kalau senyuman yang diberikan gadis itu hanya lah manipulasi emosinya.

Afnan menatap lekat manik mata Salsa. “Jangan gini Sa,” ucapnya.

“Jangan gini? Maksudnya?” bingung Salsa, hingga alisnya menukik.

“Lo harusnya marah dan caci maki kita Sa, bukan tenang gini,” sahut Elina, menatap cemas Salsa.

Sungguh, mereka semua akan lebih tenang kalau Salsa memarahi dan mencaci maki mereka dibandingkan hanya bersikap tenang dan menampilkan senyuman palsu.

Secret Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang