Arfateena

47 27 1
                                    

Bruk!!!

"Astaghfirullahal adzim!" Ujar Arfathan gelagapan sembari menatap keatas, kaki jenjangnya ia tekuk untuk menahan tubuh seseorang dibawahnya agar tidak terjatuh.

      Dia Rafael Arfathan Idziraf, panggil saja Arfathan. Cowok ganteng, bobrok, nan tengil itu baru saja menyentuh seseorang yang bukan mahramnya. Afsheen Fateena Aqilla, cewek dingin, jutek, dan pelit ekspresi itu, adalah orang yang tidak sengaja Arfathan sentuh.

      Tidak lama, hanya beberapa detik saja. Dan setelah itu, Arfathan malah menjatuhkan tubuh Teena dengan cukup keras, membuat Teena menahan sakitnya.

"Maaf, ya? El enggak sengaja. Sakit nggak?" tanya Arfathan pada Teena yang hanya dibalas tatapan datar oleh gadis itu. Arfathan lebih suka memanggil dirinya dengan sebutan El, katanya nama Arfathan terlalu panjang untuknya.

      Tenna berdiri dari tempatnya sambil menepuk rok di bagian belakang.

"Maaf, ya. El refleks tadi jatuhin kamu," kata Arfathan lagi.

      Bukannya menjawab omongan Arfathan, Teena lebih memilih untuk pergi dari sana sebelum emosinya memuncak. Arfathan yang melihat itu pun hanya menggeleng heran.

      Arfathan menepuk dahinya pelan, ia lupa hari ini akan ada upacara bendera. Buru-buru cowok itu berlari menuju lapangan.

"Darimana?" celetuk Rean, teman dekat Arfathan yang tengah berdiri disebelahnya.

Arfathan menggeleng, ia berbisik pada Rean. "Barusan gue ketemu sama cewek."

Rean mengangkat sebelah alisnya.

"Siapa?" tanya Rean penasaran. Masih ada sepuluh menit lagi sebelum upacara bendera dimulai.

Arfathan mengendikkan bahunya. "Entah."

Rean hanya mengangguk singkat. "Enggak kenalan?" tanya Rean sembari membenarkan letak topinya.

"Enggak, ntar deh gue kasih tahu yang mana orangnya," jawab Arfathan. Sesekali ia celingukan mencari Teena, tetapi cowok itu belum menemukan keberadaan gadis yang ia cari.

"Hari ini lo piket, kan?" tanya Rean.

"Iya. Ya udah, gue kebelakang dulu. Jaga-jaga kalo ada yang pingsan," ucap Arfathan sembari menepuk bahu Rean pelan.

Rean tersenyum tipis mendengar hal itu. "Kaya lo mau gotong aja."

Arfathan menyengir lebar. Rean menggelengkan kepalanya heran.

"Cuman bantu doang, salah?"

Arfathan menghela napasnya. "Selama masih ada yang lain, kenapa enggak?"

Rean mendengus.

"Lo---belok?" tudingnya asal, membuat Arfathan mendelik mendengarnya.

"Mulut kao!"

"Aneh lo."

      Arfathan mengendikkan bahunya cuek. "Yang penting saya masih doyan kue donat," bisik Arfathan membuat Rean mendengus kecil.

      Upacara  dimulai. Semua siswa sudah berkumpul dan berbaris rapi di lapangan. Tak ada suara selain suara bariton siswa-siswa yang bertugas.

      Teriknya sinar matahari membuat Teena sedikit pusing, hari ini ia tidak sarapan karena harus mengerjakan tugas sekolah. Dan untungnya, Teena tidak terlambat sampai di sekolah.

"Pusing banget nih pala," gerutu Teena sembari menepuk kepalanya pelan. Cewek itu sengaja berdiri dibarisan belakang, niatnya agar tidak terkena sinar matahari, tapi cuaca hari ini ternyata sangatlah panas.

      1 detik....

      2 detik....

      3 detik....

      Bruk!

Tubuh Teena ambruk di lapangan, membuat beberapa siswa langsung mendekat kearahnya. Para petugas PMR pun langsung datang untuk mengangkat Teena.

Arfathan yang melihat ada salah satu siswa pingsan pun buru-buru lari mendekati keramaian itu. Mata Arfathan melotot kaget saat melihat siapa yang pingsan.

Tanpa basa-basi lagi ia segera berjongkok dan langsung membopong tubuh Teena untuk membawanya ke UKS.

Semua siswa yang melihat itu pun dibuat menganga oleh tingkah Arfathan, baru pertama kali ini mereka melihat seorang Rafael Arfathan Idzyraf menyentuh seorang perempuan. Apalagi, membopongnya seperti tadi. Rean yang selaku sahabatnya pun tak kalah terkejutnya.

                             ⏰⏰⏰

# gimana, next nggak? Kepo nggak nih sama kisah mereka berdua???

# spam vote and coment nya ya?

# sampai ketemu lagi di part selanjutnya 🤗❤️❤️❤️
    

ARLOJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang