Arfateena 13

11 7 0
                                    

" Kamu tidak bisa bahagia setiap hari, tetapi ada hal-hal yang bisa membuatmu bahagia setiap hari."

-----------------------------------------------------------
Tari memutar kenop pintu kamar Teena, melihat Teena yang masih asyik bergelung dengan selimut membuatnya geram.

Tari menarik selimut Teena kasar, membuat Teena merasa terusik.

"Bangun! Liat sekarang jam berapa? Mau jadi apa kamu jam segini baru bangun hah? Bangun nggak!?" Teena yang merasa terganggu pun mengucek matanya malas.

Merasa kesal karena Teena yang benar-benar lambat. Tari berjalan menuju kamar mandi dan mengambil satu gayung air.

Byuuuurrr!!!

"Anj--- apa an si mah!?" Teriak Teena terkejut saat air dingin itu mengguyur tubuhnya hingga kasurnya basah.

"Liat sekarang jam berapa!?" Tari melempar jam weker diatas nakas hingga mengenai pelipis Teena.

Teena mengusap pelipisnya perih. "Iya, tapi bisa kan mamah bangunin pelan-pelan?"

Tari tertawa kecil."Pelan kata kamu? Tidur kaya orang mati suruh pelan? Bangun sekarang! Kalo nggak mau ikut aturan mama keluar sana, mama nggak butuh anak males anak nggak berguna kaya kamu!"

"Teena cuman telat dua menit aja, masalah kecil nggak usah di besarin kenapa si mah?" Tanyanya kesal.

"Dua menit aja kata kamu? Kalo kamu jadi dokter telat sedikit aja bisa bahayain nyawa orang. Kalo orang itu mati karena kamu telat dua menit nolong dia kamu pikir kamu nggak akan dapet masalah hah!? Kalo ngomong itu dipikir dulu, ngerti!?"

Teena menghela nafas jengah. "Teena nggak mau jadi dokter!"

"Mamah nggak terima penolakan dari kamu! Bangun, cucian beresin! Masak cepetan nanti yang lain telat gara-gara kamu!" Tari membanting pintu kamar Teena keras membuat Teena memutar bola matanya malas.

"Punya orang tua kek, aiiihhh! Siapa yang mau barter ama gue sih!? Bosen anjir gini terus hidup gue! Kapan gue bahagianya!? Arrrrggghhhhh!" Teriaknya kesal.

Teena beranjak dari kasur dengan malas.

⏰⏰⏰

Setelah selesai menyiapkan makanan di meja makan, Teena langsung menyambar tas nya dan segera berangkat. Hari ini sepertinya Teena berangkat menggunakan bus umum, karena mobilnya sedang di bengkel.

Angga yang melihat Teena terburu-buru pun ikut mempercepat acara makanannya.

"Mau kemana kamu Angga?" Tanya papanya menatap Angga penuh selidik.

"Keluar."

Angga segera mengejar Teena.
"Na!" Panggilnya keras, tapi Teena tak menoleh sedikitpun.

Angga berdecak kesal, ia berlari kembali kerumah untuk mengambil kunci mobilnya.

Teena yang menyadari Angga mengikutinya pun segera mempercepat langkahnya. Malas sekali harus berurusan dengan Angga.

Melihat bus datang, Teena langsung menaiki bus tersebut.

Angga berdecak kesal melihat Teena sudah menaiki bus, padahal ada yang ingin dirinya tanyakan pada Teena. Ah sudahlah lah, Teena memang susah untuk diajak berbicara dengannya.

ARLOJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang