Arfateena 12

6 9 1
                                    

" Kali ini kamu bisa menghadapi hujan, lain kali kamu bisa mengalahkan rasa sakit. Tidak ada lagi air mata yang akan datang lagi, tersenyum lah. "
~ Rafael Arfathan Idyraf ~

----------------------------------------------------------
Malam ini semua siswa-siswi SMA Raflesia sudah siap dengan pakaian mereka untuk melangsungkan acara ulang tahun sekolah yang sebentar lagi akan dimulai.

Arfathan dan yang lain sudah duduk rapi di kursi yang sudah disiapkan oleh anggota OSIS. Semua orang disana terlihat sibuk, sama halnya dengan Teena. Cewek itu kini tengah mengotak-atik komputer dihadapannya.

Rean yang melihat Arfathan sedari tadi memperhatikan Teena pun menggeplak kepala Arfathan pelan.

"Jaga pandangan!" Ujarnya mengingatkan Arfathan. Cowok itu mengusap wajahnya kasar.

"Astaghfirullah." Arfathan menggelengkan kepalanya. Matanya sungguh tidak mau lepas dari sosok Teena.

Cek-cek !

"Selamat malam semuanya!" Sapa seorang MC didepan, tak lupa dengan senyum yang menghiasi wajah nya.

"Malam!" Sahut semuanya.

Sang MC tersenyum. "Gimana kabar kalian malam ini? Ada yang sakit?" Tanyanya lagi.

Zhico mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Gue oy! Sakit hati nih, cinta gue bertepuk sebelah tangan!" Teriak Zhico dengan raut wajah mendramatis.

"Hahahaha, sukurin lo!" Timpal Devril membuat semuanya tertawa.

"Cari lagi lah Zhico Latief Anendra, kan cewek banyak. Gue nih contohnya!" Ujar sang MC PD.

Teena yang mendengar itu pun menggelengkan kepalanya.

"Ogah ah, bukan tipe gue lo. Gue mau memperjuangkan belahan hati gue sampai titik darah penghabisan!" Ujarnya menggebu.

Sontak anak-anak Al Grixen yang mendengar berlagak ingin muntah. Zylan berdecih sinis.

"Sinting lo!" Cibirnya malas.

"Yeeuu sok banget lo keringat onta!" Maki Devril.

"Lanjut-lanjut! Oke gue disini selaku MC mau bacain urutan acara untuk malem ini ya?

MC langsung membacakan susunan acara untuk malam hari ini. Ada beberapa sambutan-sambutan dari guru dan kepala sekolah. Termasuk sang ketua OSIS.

"Malam semuanya, saya ucapkan terimakasih untuk semua anggota OSIS yang sudah ikut berpartisipasi dalam acara malam hari ini. Semoga nanti tidak ada halangan apapun. Terimakasih." Sangat singkat, padat,  dan jelas. Begitulah isi pidato sang ketua, hal itu sudah biasa bagi mereka. Karena seorang Teena memang jarang berbicara.

Acara selanjutnya adalah persembahan dari kelas 10 dan 11. Teena meneguk air minum nya, hal itu tak luput dari pandangan Arfathan dan yang lain. Cewek itu malam ini memang terlihat sangat sederhana, karena hanya menggunakan kaos pendek dan celana panjang warna hitam.

"Gimana-gimana? Sekarang giliran kelasnya sang ketua Al Grixen kita, mana tepuk tangannya!?"

Semua murid bertepuk tangan dengan semangat melihat Arfathan dan kawan-kawan mulai menyiapkan alat musiknya.

ARLOJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang