Arfathan sedari tadi mondar-mandir didalam UKS, ia menunggu Teena yang masih belum sadar.
"Khilaf lagi kan gue?" Ujarnya sedikit menyesal, matanya kembali melirik Teena. Cewek itu masih saja memejamkan matanya.
"Gue beliin makan dulu deh," Arfathan langsung keluar dari UKS menuju kantin. Banyak pasang mata yang menatapnya aneh, ada juga yang memuji ketampanannya. Hal itu sudah biasa ia dengar. Sangat membosankan.
"Assalammualaikum, Bu nasgornya satu sama air mineralnya dua ya Bu." Kata Arfathan sembari mengeluarkan uang dari saku bajunya.
"Wa'alaikumsalam eh, ada Fathan. Tumben jam segini udah makan aja nak?" Tanya Bu Reni sembari membungkus pesanan Arfathan.
"Iya buat temen Bu," kata Arfathan. Bu Reni hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Ini nak." Arfathan langsung mengambil bungkusan tersebut dan memberikan uang pada Bu Reni.
"Bentar kembaliannya---"
"Nggak usah Bu, buat ibu aja. El permisi dulu Assalammualaikum!" Pamitnya yang langsung pergi dari sana.
Sesampainya di UKS, Arfathan dikejutkan dengan sosok Teena yang ternyata sudah bangun dan kini masih terduduk lemas di atas kasur. Cowok itu berjalan mendekati Teena.
"Assalammualaikum." Salamnya lembut sembari menunduk. Teena mendongak menatapnya sekilas.
"Aku nggak mau lama-lama, cuman kasih ini aja. Obatnya udah di atas meja, dan... Ini makan sama minumnya buat kamu." Kata Arfathan , cowok itu menyerahkan satu bungkus plastik kearah Teena. Cewek itu mengambil nya tanpa menatap Arfathan.
"Syafakillah, permisi. Assalammualaikum." Pamitnya kemudian keluar dari dalam UKS dengan bernafas lega.
Sementara Teena? Cewek itu masih memandang kantung plastik dihadapannya.
"Wa'alaikumsalam, thanks." Ucapnya pelan. Cewek itu segera melahap makanan tersebut. Dari luar jendela, Arfathan tersenyum kecil melihat Teena yang mau memakan nasi goreng pemberiannya.
Karena ini sudah masuk pelajaran ketiga, Arfathan segera masuk ke kelasnya.
⏰⏰⏰"Assalammualaikum." Salamnya pelan, seisi kelas pun langsung mengarahkan pandangannya pada Arfathan.
"Wa'alaikumsalam, dari mana aja kamu Ar?" Tanya pak Ibra. Arfathan hanya nyengir lebar.
"Itu pak, saya dari UKS. Ada yang sakit tadi." Katanya. Pak Ibra hanya geleng-geleng kepala.
"Yasudah kamu duduk, jangan lupa catat materi hari ini. Saya ada rapat, tugasnya sudah saya beritahu Arkana. Arkana jangan lupa nanti langsung dikumpulkan dimeja saya ya?" Pesan Pak Ibra pada Arkana selaku ketua kelas.
"Siap pak!"
Pak Ibra langsung keluar dari kelas Arfathan. Rean menepuk bahu Arfathan pelan membuat cowok itu menoleh
"Lo kesambet?" Tanyanya penasaran. Arfathan mengernyitkan dahinya, sedetik kemudian seakan paham dengan ucapan sahabatnya.
"Refleks gue gotong dia tadi." Rean mengangkat sebelah alisnya.
"Tumben?"
"Itu cewek yang gue ceritain ke lo." Sahut Arfathan dengan mata berbinar.
"Teena?" Tanyanya lagi. Arfathan mengerutkan keningnya bingung.
"Maybe, nggak tahu namanya gue." Rean memutar bola matanya.
"Iya, dia namanya Teena. Afsheen Fateena Aqilla, Ketos juga di SMA Raflesia." Arfathan berdecak kagum.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARLOJI
RomansaIni tentang cerita cinta sepasang manusia. Bisa dibilang, cukup menyebalkan bagi Afsheen Fateena Aqilla, seorang ketua OSIS pada salah satu SMA yang ada di ibu kota. Cewek dingin, jutek, seperti es batu, dan tak tersentuh seperti Fateena harus berha...