Arfateena 11

7 9 0
                                    

" jangan stres, tersenyumlah dan jadi orang yang kuat "
~ Deonaro Rean Grahasha ~

----------------------------------------------------------

Teena memijat pelipisnya lelah, hari ini ia dan anak-anak OSIS baru saja selesai mendekorasi acara ulang tahun sekolah nya. Jam sudah menunjukkan pukul lima lebih, sebentar lagi ia harus les bahasa Inggris.

Teena segera menyambar tas nya dan bergegas untuk pulang.

"Na!" Panggil Arfathan, cowok itu berlari mengejar Teena dengan membawa kotak bekal ditangannya.

Arfathan menyerahkan kotak itu pada Teena, cewek itu mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Buat kamu, kamu tadi siang nggak ke kantin kan? Aku lihat tadi kamu capek banget." Jelasnya tanpa menatap Teena. Teena menatap kotak itu tanpa minat.

Ia menggeleng. "Makasih, gue masih punya duit buat beli makanan." Tolaknya, ia membalikkan badannya berniat untuk segera pergi dari sana.

"Terima, aku nggak mau kamu sakit. Nggak aku kasih racun kok." Kata Arfathan berusaha meyakinkan Teena. Mendengar hal itu Teena mendengus pelan.

"Thanks, besok-besok nggak perlu repot-repot buat ginian." Ia langsung berlari meninggalkan Arfathan karena takut terlambat les.

Arfathan tersenyum hangat, untung saja Teena mau menerima pemberiannya. Sebenarnya sedari tadi Arfathan memperhatikan Teena yang sedang sibuk mendekorasi ruangan.

Cewek galak itu terlihat sangat tegas saat mengintruksikan anggotanya.

"Eh Ar!" Teriak Afiq, cowok dengan setelan jas OSIS itu berlari tergesa-gesa mendekati Arfathan.

"Apa?" tanya Arfathan.

Afiq menyodorkan handphone Teena padanya. "Punya Teena ketinggalan tadi, lo anterin ya? Gue soalnya mau ke rumah sakit, nenek gue drop lagi."

Arfathan berpikir sejenak, sebenarnya ia setelah ini akan mengunjungi anak-anak dan rumah Teena berlawanan arah dengannya.

Arfathan mengangguk. "Yaudah sini biar gue anter, makasih." Ia pergi ke rumah Teena.

⏰⏰⏰

Teena berlari memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Angga yang melihat itu pun mengerutkan keningnya bingung, ada apa dengan adiknya itu?

Sementara Teena, cewek itu langsung mandi kilat. Guru lesnya itu sangat disiplin, bisa-bisa ia dihukum nanti.

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit saja, cewek itu sudah siap dengan tasnya. Ia merogoh tasnya, keningnya mengernyit. Kemana handphone nya?

"Kok nggak ada?" Tanyanya bingung.

Teena menggaruk keningnya mencoba mengingat terakhir kali ia meletakkan handphonenya. Teena menepuk jidatnya pelan.

"Hp gue ketinggalan dilaci lagi, ah!" Tanpa memikirkan nasib handphone nya, Teena segera keluar dari kamarnya.

"Kemana lo?" Tanya Angga penasaran, pasalnya ini sudah hampir Maghrib kan?

ARLOJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang