"Hei Dude! Sudah lihat hasil ujian?" tanya Jordan yang datang bersamaan dengan Felix dan Gael. Mereka pun duduk mengitari sebuah meja.
"Belum, tetapi sudah pasti nama Ellard Theodore Allister urutan pertama, bukan?" ucap Ellard dengan wajah angkuhnya.
"Ya ya ya, kami curiga jika kau yang membuat soal-soalnya." Ucap Felix sambil memicingkan mata.
"No, otak cerdas dan seksi ini adalah warisan dari ayahku." Ucap Ellard sambil menyunggingkan senyum.
Gael hanya dapat meledek ucapan laki-laki itu. Ia sebal karena dirinya selalu saja berada di urutan bawah. Andai saja otaknya setara dengan Ellard atau Jordan, ia tidak akan kalah terkenalnya dengan Ellard. Dunia sungguh tidak adil padanya.
"Ara, berada di urutan ke sepuluh." Ucap Gael.
Felix dan Jordan memelototi Gael. Oh sungguh laki-laki itu tidak dapat diajak bekerja sama.
Sudah tiga bulan berlalu semenjak penolakan yang diterima Ellard, kini laki-laki itu sudah jarang bersedih-sedih lagi. Meskipun, harus diakui sikap laki-laki itu lebih dingin dari sebelumnya. Ia juga sering terlihat melamun dan muram.
Ellard juga kembali seperti Ellard yang dahulu. Ia sering bolos pelajaran, terlambat masuk sekolah, dan tidak mengenakan seragam sesuai aturan. Ia terus melanggar aturan dan menciptakan aturannya sendiri.
Menurutnya percuma saja ia berubah, mengikuti aturan-aturan yang ketat seperti celana legging, tetapi itu semua tidak dilihat oleh Ara-nya. Ah ralat, Ara. Hanya Ara, tidak ada Ara-nya lagi.
Ellard hanya tersenyum tipis mendengar penuturan Gael. Kemudian raut wajahnya berubah, tidak seceria tadi.
"Mulai sudah acara galau-menggalaunya, ini karena kau brengsek!" ucap Jordan kepada Gael.
Ia lelah melihat seorang most wanted di sekolah itu terus-terusan menggalau hanya karena seorang gadis yang menolaknya.
"Kau tidak tahu seberapa sakitnya ditolak!" sahut Felix yang seolah-olah mengerti perasaan Ellard. Bagaimana tidak? Ia juga ditolak berkali-kali oleh adik Ellard, Alice.
"Mari berpelukan," ucap Felix dengan wajah yang sama muramnya.
"Aku masih suka perempuan," sahut Ellard sambil menatap jijik ke arah Felix.
***
Sementara itu, Ara tengah tersenyum senang saat melihat hasil ujian di wall magazine. Ia cukup puas dengan peraihannya, peringkat 10 dari 100 siswa, tidak terlalu buruk bukan?
Senyumnya perlahan memudar saat melihat nama di urutan paling pertama. Ellard Theodore Allister. Ara tersenyum kecut. Mengapa hanya membaca namanya saja hatinya terasa sesak?
Bahkan laki-laki itu terlalu pintar dibanding dengannya. Ia sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran, namun hal itu tidak mengurangi nilainya. Memang benar, Ellard tidak pantas untuk Ara. Laki-laki itu terlalu sempurna untuk dirinya yang hanyalah gadis sederhana.
"Peringkat sepuluh, heh?" tegur seseorang dari belakang Ara.
Kylie dan kedua temannya. Oh sungguh, apa mereka tidak bosan mengganggu Ara?
"Ada apa?" tanya Ara.
"Mengapa bisa kau mendapat posisi itu? Itu tempatku." Ucap Kylie.
Ya, pasalnya biasa Kylie yang menempati peringkat sepuluh. Namun kini, gadis itu merosot ke peringkat dua puluh tujuh.
"Mengapa kau bertanya padaku? Tanyakan pada otakmu," ucap Ara tajam.
"Tidak tahu diri! Gadis miskin!" Kylie hendak mencekik Ara, namun sesuatu menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Romance[Sequel Bastard!] Limerence (n.) the state of being infatuated or obsessed with another person. Ellard Theodore Allister, pria tampan yang siap mengusik kehidupan Arabella Calista dengan segala tingkahnya yang konyol. Ia begitu berusaha mendapatkan...