42. Pregnancy Announcement!

8.7K 724 134
                                    

Satu bulan kemudian

"Baby, ada apa Sayang?" Ellard menghampiri Ara di kamar mandi. Ini masih pagi sekali dan ia mendengar Ara tengah muntah-muntah di kamar mandi.

"Tiba-tiba saja aku sangat mual, kepalaku sungguh berat." Ara membasuh bibirnya dan mengeringkan bibirnya dengan tisu.

"Ayo Sayang, berbaringlah." Ellard memapah tubuh Ara dan membantunya berbaring di ranjang.

"Kau sangat pucat," ucap Ellard sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Ara.

Ellard membuka pintu kamarnya dan memanggil seorang pelayan.

"Tolong buatkan teh hangat," ucap Ellard pada seorang pelayan yang ia panggil.

Ellard meraih ponselnya dan menghubungi seorang dokter.

"Sepuluh menit kau tidak menginjakkan kaki di mansionku, kau tahu akibatnya," titah Ellard yang terdengar seperti sebuah ancaman. Ia setengah berbisik mengatakan itu karena jika tidak, ia akan mendengar celotehan dari Ara.

"Sebentar lagi dokter akan datang," ucap Ellard sambil mendudukkan dirinya di samping Ara.

"Biar kupijat ya Sayang." Ellard memijat kening Ara dengan lembut, sedangkan Ara sudah memejamkan matanya merasakan kepalanya berdenyut dan berputar. Ia tidak mengerti mengapa ia seperti ini, padahal kemarin ia baik-baik saja dan ia juga tidak melakukan banyak aktifitas.

"Tuan, ini tehnya," ucap seorang pelayan sambil meletakkan teh chamomile yang sangat harum.

"Minum ya Ara, biar kubantu." Ellard membantu Ara meminum sedikit teh itu.

"Terima kasih," ucap Ara sambil tersenyum manis.

Tidak berapa lama, seorang dokter yang biasa mengurus keluarga Ellard pun datang.

"Periksalah, ia tiba-tiba saja muntah tadi pagi," ucap Ellard.

"Ya," jawab Tyler yang merupakan dokter sekaligus teman Ellard karena mereka seumuran.

"Jadi dokter ketus sekali," ucap Ellard sebal.

"Sopankah kau mengancamku setiap kali membutuhkanku? Kau selalu membuatku senam jantung," oceh Tyler sambil mengeluarkan peralatannya.

"Kalian membuatku pusing," kesal Ara.

"Oh maaf Baby," ucap Ellard.

Tyler pun melontarkan beberapa pertanyaan untuk Ara, lalu pria itu memeriksanya. Tidak lupa Ellard selalu menatap tajam gerak-gerik Tyler saat memeriksa istrinya dan tentu saja itu membuat Tyler risih.

"Sepertinya kau hamil," ucap Tyler pada Ara.

"Lebih baik kau mengeceknya menggunakan test pack yang tentu saja tidak aku bawa hari ini karena aku bukan dokter kandungan," ucap Tyler lagi.

"Kau serius?" tanya Ellard dengan raut bersungguh-sungguh.

"Apakah aku pernah bercanda denganmu? Aku serius, semua jawaban istrimu mengarah ke kehamilan," ucap Tyler.

Ara dan Ellard saling bertatapan. Mereka ingin bahagia namun kehamilan itu belum pasti adanya. Mereka harus memastikan terlebih dahulu.

***

"Sudah Sayang?" teriak Ellard dari luar.

"Belum!! Aku masih membaca cara menggunakannya!" teriak Ara.

"Ingin aku bantu?" tawar Ellard.

"Tidak perlu Tuan Allister!" tolak Ara mentah-mentah.

Ara menggunakan beberapa test pack baik yang berbentuk strip maupun digital, ia hanya ingin hasilnya lebih akurat dan tidak keliru. Setelah menunggu beberapa menit, Ara melihat test pack itu. Matanya membulat kemudian ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ara pun menangis terharu.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang