43. Obsession

11K 723 190
                                    

"Honey, sarapan sudah siap!" ucap Ara sambil memasuki kamar.

"Oh astaga, bayi besar belum bangun!" ucapnya lagi saat melihat suami tercintanya masih tertidur pulas.

"Hei, aku sudah membuatkan sarapan untukmu." Ara naik ke atas ranjang dan memeluk Ellard dari belakang.

Ellard mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke pelupuk matanya.

"Morning Baby," ucap Ellard dengan suara serak ala bangun tidur. Oh astaga, itu selalu berhasil membuat darah Ara berdesir kencang.

"Jangan terpejam lagi! C'mon wake up!" Ara menaiki tubuh Ellard dan duduk di atas perut pria itu.

Ellard menarik leher Ara dan mengecup singkat bibir wanita itu.

"Ya, aku sudah benar-benar bangun beserta sesuatu di bawah sana," ucap Ellard sambil menatap Ara jahil.

"Ish!" Ara langsung berlari menjauh dari Ellard dan berdiri di ambang pintu dengan tatapan jengkel. Ellard tertawa geli melihat tingkah laku istrinya yang seperti anak kecil.

"Cepat basuh wajahmu dan sikat gigi, aku menunggu di bawah," ucap Ara.

Saat ini kandungan Ara sudah menginjak dua bulan, seluruh keluhan yang dirasakan oleh semua ibu hamil perlahan jarang Ara rasakan. Ia sudah jarang sekali mengalami morning sickness. Ia juga sudah mulai nafsu makan, meskipun ada beberapa makanan yang masih membuatnya mual. Dan hal yang paling aneh adalah entah mengapa Ellard merasakan istrinya itu justru semakin gesit dan lincah.

Ara memang wanita lembut, sangat lembut. Ia anggun dan gemulai. Ia seperti seorang princess di dunia nyata bagi Ellard. Namun, semenjak hamil wanita itu menjadi sangat lincah. Ia selalu bersemangat setiap harinya, tetapi ada juga kalanya ia bisa begitu malas walau hanya beranjak dari tempat tidur. Tingkah laku wanita itu terkadang membuat Ellard gemas sendiri.

Ellard segera membasuh wajahnya dan menyikat gigi. Ia meraih kaos polos dan mengenakannya sambil berjalan keluar. Pria itu menuruni tangga dan menuju meja makan.

"Come here Baby!" sambut Ara.

Di atas meja itu sudah ada beberapa hidangan sarapan. Sudah ada dua piring berisikan scrambled egg, bacon, sausage. Ada juga pisang dan apel yang sudah dipotong-potong kecil. Tidak lupa satu gelas susu untuk Ara dan satu gelas kopi untuk Ellard.

"Aromanya langsung membuatku lapar," ucap Ellard yang langsung duduk di tempat biasanya.

"Selamat menikmati!" ucap Ara girang.

"Kau sangat cantik," ucap Ellard sambil menatap Ara. Wanita itu memang selalu cantik, apalagi auranya semakin keluar semenjak hamil.

"Terima kasih Sayang," ucap Ara.

"Aku sangat senang memakan masakanmu, tetapi ingat! Jika kau lelah, kau tidak perlu melakukan ini Baby," ucap Ellard.

"Ya, tetapi pagi ini aku merasa sangat sehat! Dan aku senang jika bisa melayani suamiku dengan baik," ucap Ara.

"Kau sudah melayaniku dengan sangat baik semalam," ucap Ellard sambil menyuapkan makanannya tanpa berdosa. Sementara Ara merasakan pipinya perlahan memanas.

"Kau ada keinginan pergi ke suatu tempat? Ini hari libur, lebih baik kita menghabiskan waktu ke tempat yang indah," ucap Ellard.

"Entah, aku tidak memikirkan itu."

Mereka pun sarapan dengan perbincangan-perbincangan kecil yang tidak pernah terasa membosankan.

Setelah menghabisi sarapannya, Ellard menumpuk piring-piring di meja itu dan hendak membawanya ke dapur. Namun, saat hendak berdiri entah mengapa sulit sekali untuk beranjak dari kursi yang ia duduki. Ia merasa seperti ... bokongnya menempel di kursi itu.

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang