Seminggu berlalu, hubungan Ellard dan Ara sebagai sepasang kekasih sedang manis-manisnya. Meskipun sejak dulu Ellard memang selalu bersikap manis, tetapi rasanya tetap berbeda saat mereka sudah resmi berpacaran.
"Aku tidak suka berpisah denganmu," ucap Ellard saat mereka sudah berada di depan ruangan masing-masing.
"Hanya sebentar," ucap Ara sambil terkekeh.
"Apakah perlu kau bekerja di ruanganku? Atau mungkin kita bisa pindahkan mejamu di ruanganku."
"Oh tidak-tidak! Itu ide yang buruk." Ucap Ara.
Jika saja ia pindah ke ruangan Ellard, maka akan sering terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan. Ada yang bisa menebaknya? Dan lagi, apa kata pegawai yang lain jika Ara pindah ke ruangan Ellard?
Ellard pun memasuki ruangannya dengan mencebikkan bibir. Sementara Ara terkekeh melihat tingkah Ellard yang lebih sering bermanja-manja padanya.
Ara duduk di mejanya dan membuka beberapa dokumen. Setelah cukup lama bekerja di perusahaan Ellard, ia sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan-pekerjaan menumpuk dari pria itu. Ia juga belajar banyak dari pekerjaannya saat ini. Meskipun terkadang ia masih melakukan kesalahan, tetapi Ellard selalu memberitahunya dengan baik dan sabar.
Berjam-jam berlalu, Ara meregangkan otot-otot lehernya yang terasa sangat pegal. Ia sangat fokus mengerjakan pekerjaannya sedari tadi. Terkadang, ia juga merasa lelah akan pekerjaannya. Matanya lelah terus menatap layar laptop. Bola matanya bergerak mondar-mandir, pikirannya terbagi-bagi antar pekerjaan satu dengan yang lainnya. Beginilah pekerjaan seorang sekretaris, ia tidak mengerjakan hanya satu jenis pekerjaan yang monoton.
Ara bangkit dari kursinya dan memutuskan untuk membuat segelas kopi penghilang rasa kantuk. Memang ada office boy atau office girl yang dapat Ara mintai tolong, tetapi ia merasa tidak enak hati dan memilih untuk melakukannya sendiri. Ia pun beranjak menuju pantry.
Ara membuat segelas kopi dan segelas teh chamomile untuk Ellard. Ara tersenyum lembut saat menghirup aroma teh tersebut yang begitu menenangkan. Setelah selesai, ia membawa kopi miliknya ke ruangannya. Ara menarik napas dan tersenyum, ia pun membuka pintu ruangan pria itu.
"Ada apa, Sayang?" ucap Ellard langsung yang mampu membuat Ara menghentikan langkah kakinya sejenak.
"Aku membuat teh untukmu, barangkali pikiranmu sangat penat karena pekerjaan." Ucap Ara sambil meletakkan segelas teh itu di meja Ellard.
Ellard pun tersenyum manis.
"Kau memang yang terbaik," ucap Ellard sambil tersenyum menatap Ara dengan lembut.
"Aku kembali ke ruanganku," ucap Ara.
"Nanti kita makan siang bersama," ucap Ellard.
"Kau ingin makan di mana? Aku akan melakukan reservasi dahulu." Ucap Ara.
"Tidak perlu, aku akan melakukannya sendiri." Ucap Ellard sambil tidak berhenti tersenyum.
"Kau yakin?"
Ellard mengangguk cepat.
"B-baiklah, aku akan kembali ke ruanganku." Ucap Ara sambil tersenyum kikuk.
"Terima kasih, My Honey Bunny!" ucap Ellard yang mampu membuat Ara sedikit mual.
Itukah Ellard yang ia jumpai saat interview kerja waktu itu? Sangat berbeda.
***
"Astaga!" Ara terlonjak kaget saat membuka pintu dan menjumpai Ellard di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Romance[Sequel Bastard!] Limerence (n.) the state of being infatuated or obsessed with another person. Ellard Theodore Allister, pria tampan yang siap mengusik kehidupan Arabella Calista dengan segala tingkahnya yang konyol. Ia begitu berusaha mendapatkan...