2.JPU

42.9K 3.1K 15
                                    


Suara rintihan menahan rasa sakit dan geli yang bersamaan, namun dominan dengan rasa sakit. Membuat sang empu tidak nyaman. Hanya suara rintihan memenuhi kamar tersebut.

"Mangkanya Jangan nakal, Rasain nih!" Dengan sedikit lihai dengan sedikit keras menekan titik tersebut, membuat sang empu semakin teriak histeris.

"Pelan-pelan Please!" Mohonya dengan suara tertahan.

"Iya Ini udah pelan Qil" Imbuh Umma memijat kaki Qillabergantian. Dengan kondisi kaki satunya terkilir dan yang satunya luka gores dan ada lebam di bagian pergelangan kakinya karena terhimpit motor.

"Umma kaki QillaMakin nyeri ini loh" Protesnya dengan di iringi tangisannya yang menahan sakit di kedua kakinya.

"Lagian udah umma pesan jangan ngebut -ngebut bawa motornya, liat sekarang jatuhkan! Mana sampe babak belur gini kaki Qilla" Sarkas Umma.

"Umma nih, Bukanya dipijetin malah marahin Qilla, emang dasar Umma nggak pernah sayang sama Qilla." balas Qilla.

"Umma marah karena umma sayang sama Qilla, kalau Umma nggak sayang Umma biarin aja kamu Kesakitan. Insya Allah besok sembuh kok kakinya" Umma meniup kedua kaki Qilla.

Umma menatap Qillayang melamun menatap dirinya, seakan ada yang akan disampaikan. Umma menepuk di depan wajah sang putri tercintanya ini hingga membuatnya terlonjat kaget.

" Pikirin apa sih?! Serius gitu" Tanya Umma.

"Sebenarnya...."

FLASHBACK ON

Karena Hari ini sudah Masuk libur Semester 2, Qilla memilih ke taman untuk menghirup udara segar karena bosan dirumah terus. Teman teman Qillapada pulang kampung dan ada yang berlibur kerumah keluarga dan jalan jalan ke luar kota, Memanfaatkan libur semester kali ini.

Mengenai teman teman Qilla, Si Syakira pulang ke rumah nenek dan kakeknya di kampung, Dhasya yang berlibur keluar kota dan sih anissa berlibur bersama keluarganya.

Disini Qilla sekarang, taman yang tidak terlalu jauh dari rumahnya, karena bertepatan dengan hari libur taman sangat ramai, Qilla mencari kursi taman, tapi hampir semua penuh.

Qilla menghela nafas, karena tak kunjung mendapatkan kursi "Penuh semua" hingga Qilla melirik kursi taman yang berada paling ujung dekat dengan taman bermain untuk anak anak.

Qilla berjalan menuju kursi taman dan ternyata disana ada anak kecil dengan gamis dan cadar yang menutupi wajahnya. Qilla takjub melihat anak kecil dengan pakaian seperti itu. Dengan segera Qilla menuju kursi tersebut.

"Assalamualaikum, kakak boleh duduk disini,nggak? " tanya Qilla sembari tersenyum .

Bocah becadar itu menoleh "Waalaikumsalam, boleh dong kak cantik silahkan" jawabnya sambil tersenyum, terlihat dari kerutan disamping matanya.

"Terima kasih, kenalin nama kak aQillaHumaira adiguna,panggil aja kk Qilla"menjabatkan tangannya je arah bocah becadar tersebut.

"Kenalkan nama aku As-Syiffa salsabilla, panggila cipa aja kk, nama kk cantik banyet taya olangnya.. Cup" disalimnya tangan Qilla

Qillatertegun melihat anak kecil seperti Syiffa yang sangat Sholehah dan sopan. Dan dia Insecure melihat gadis sekecil itu sudah menutup auratnya sedangkan dia yg sudah dewasa saja belum.

"Syiffa gemesin banget sih"Qilla mencubit pipi Syiffa yg tertutup cadar.

"Syiffa kakak Qillamau tanya boleh? "tanya Qilla

"tanya aja kak boleh tok"jawabnya

"Syiffa kok masih kecil udh pakai cadar? Emang nggak gerah gitu dek? " tanya Qillayang berhadapan sama Syiffa

"Umi ngajalin cipa menutup aulat dali kecil, kata umi kita pelempuan itu halus nutup aulat." Syiffa menjelaskan dengan serius dan sungguh-sungguh walaupun masih dengan Bahasa cadel khas anak kecil, Qillamenatap syifa dengan seksama dengan sesekali tersenyum geli mendengar penuturn Syiffa yang cadel.

"Umi bilang talau kita ndak nutup aulat nanti macuk nelata, bukan cipa aja tapi nanti selet Abi, sama abangnya cipa juga ke nelaka" sambung Syiffa

Qilla yang mendengar penjelasan Syiffa diam dan mebulatkan matanya, Pikirannya langsung tertuju pada sang Ayah dan Abangnya. Terbesit rasa bersalah di benaknya, padahal ia seringkali diingatkan untuk menutup aurat secara sempurna namun ia masih saja acuh.

"Kak cantik, kenapa ndak pakai jibab? Nanti talau ndak pakai jibab Allah malah cama kak loh, telus kak ajak Abi cama Abangnya kak masuk nelaka" imbuhnya yang menatap Qilla

Air mata Qilla seketika jatuh tak sanggup berkata kata. Pantesan Ummanya selalu kekeh menyuruhnya menutup aurat, tetapi dia selalu aja ada alasan untuk menolak hal itu.

"kak kenapa nanis, maaf yah kalau kata kata cipa buat kaka nanis" katanya sambil menunduk

Qilla memegang kedua pipi Syiffa dan mengarahkan Syiffa untuk menatapnya "Syiffa Makasih banyak dek, Syiffa udah kasih tau kewajiban sama kakak, makasih banyak" jawabnya sambil mengecup pipi Syiffa yang tertutup oleh cadar.

"sama sama kakak cantik " jawab Syiffa.

"kak balik dulu yah, Semoga Allah mempertemukan kita lagi lain waktu, Assalamualaikum " pamitnya sambil mengacak pucuk kepala Syiffa yang tertutup hijab

"Waalaikumsalam, Amin, dadah kakak cantik".

FLASHBACKS OFF

"gituu umma, Umma Bantu QillaHijrah." rengeknya sambil memeluk ummanya

Ummanya terkejut bukan main dengan apa yang anaknya ceritakan. Disaat dia yang susah payah menyuruh anaknya ini untuk menutup aurat pasti aja ada alasan, Tapi hatinya terketuk dengan hanya di ceramahkan oleh anak kecil. Memang hidayah dari Allah SWT tiba bisa ditebak.

"Masya allah, Hidayah allah memang Selalu ada dan dengan Cara-Nya sendiri, Tanpa Qillaminta Umma selalu akan membimbing dan membantu Qillauntuk hijrah sayang" jawab Umma serta mengelus rambut hitam Qilla

"Okee. Mulai besok Qillamau berhijab dan menggunakan gamis dan Rok um, Makasih banyak yah umma, Qillasayang bgt sama umma" Qillamencium pipi kiri dan kanan umma.

"Sama sama Qillanya Umma, sekarang waktunya anak Umma yang cantik ini untuk istirahat" Menaikan selimut dan mengecup kening Qilladengan sayang. Umma mematikan lampu dan menutup pintu Kamar Qilla.

*****

Komen kalau ada typo yah...

See you next page

Makasih udh mampir
Jangan Lupa vote dan komen baby 😘..

JODOH PILIHAN UMMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang